Bagikan:

JAKARTA – Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengatakan, kolaborasi bersama lembaga internasional maupun regional dapat membantu negara dalam menginovasi instrumen pembiayaan.

“Kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), dan juga lembaga keuangan PBB bisa mengarahkan negara dalam menginovasi pembiayaan mereka,” ujarnya saat berbicara di forum ASEAN bertajuk Promoting Sustainable Infastructure Development, Kamis, 24 Agustus.

Menurut Suminto, strategi ini bisa semakin lengkap dengan menggandeng sektor privat yang diharapkan memperbesar potensi pembiayaan yang didapat.

“Ini bisa semakin menarik investasi sektor privat untuk masuk,” tuturnya.

Suminto mencontohkan jika Indonesia sudah bekerja sama dengan ADB dalam hal mekanisme transisi energi atau energy transition mechanism (ETM).

“Ini bermanfaat untuk mengkolaborasi skema pembiayaan melalui PT SMI dalam memobilisasi pembiayaan untuk proyek transisi energi kami,” tegasnya.

Untuk diketahui, transisi di sektor keuangan telah dilakukan Indonesia dengan menerbitkan instrumen pembiayaan yang lebih segmented dengan arah kebijakan hijau.

Hal tersebut dapat dilihat dari issuance green sukuk yang telah mencapai nilai 6,2 miliar dolar AS.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga tercatat menerbitkan Sustainable Development Goals (SDG) bond dengan nilai lebih dari 577 juta dolar AS.