Emas Kalah, Ini Logam Mulia Paling Mahal di Dunia
Ilustrasi rhodium (Freepict)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Selama ini banyak masyarakat mengira bahwa emas merupakan logam mulia paling mahal di dunia. Anggapan tersebut menjadikan emas sebagai salah satu bentuk investasi yang cukup digemari. Namun tahukah Anda bahwa ternyata masih ada logam mulia yang harganya melebihi emas?

Logam Mulia Paling Mahal

Logam mulia paling mahal di dunia saat ini adalah rhodium, logam transisi yang langka sekaligus tak banyak dikenal luas oleh masyarakat. Ia berwarna putih condong keperakan, keras, serta tahan karat. Rhodium juga jadi salah satu logam mulia dan menjadi anggota golongan platina.

Keberadaannya yang langka jadi salah satu penyumbang mengapa harga rhodium sangat mahal yakni kurang lebih Rp157,8 juta per ons. Sedangkan harga emas berada di angka Rp28,3 juta per ons (estimasi kurs Rp15.322 per dolar AS).

Dikutip dari situs Periodic Table, rhodium ditemukan oleh William Hyde Wollaston pada tahun 1803. Kala itu ia mengekstrasi unsur tersebut dari bijih platinum yang ia dapatkan dari Afrika Selatan. Nama rhodium sendiri merupakan bahasa Yunani yang berarti mawar. Diberi nama “mawar” karena keberadaan senyawa yang muncul saat senyawa rhodium dan klorida dilarutkan ke dalam aqua regia.

Logam rhodium sulit bereaksi terhadpa oksigen sehingga membuat logam tersebut jadi katalis yang tahan terhadap korosi serta oksidasi. Ia juga memiliki titik lebur yang sangat tinggi yakni 1964 derajat celsius.

Rohodium mampu bertahan di suhu sampai 600 derajat celsius serta tidak larut asam. Sifat tersebut membuat rhodium bisa dipakai sebagai bahan mobil, pesawat, kontak listrik, hingga kabel resistansi.

Keberadaan rhodim yang langka membuat harganya melambung tinggi. Royal Society of Chemistry melaporkan keberadaan rhodium hanya di 0,000037 bagian per juta di seluruh bagian bumi. Berbeda dengan emas yang ada di 0,0013 bagian per juta.

Dalam situs newagemetals disebutkan bahwa pada tahun 2019, pasokan rhodium yang ditambang mencapai lebih dari 750.000oz, sedangkan yang didaur ulang hanya 315.000oz. Kondisi tersebut menyebabkan defisit kurang lebih 50.000oz.

Pada permintaan, pasokan rhodium bersifat inelastis. Artinya saat permintaan naik, tak ada cara cepat untuk menaikkan produksi atau pasokan di pasaran. Selain karena keberadaan rhodium di kerak bumi yang langka, logam tersebut hanya ditambang sebagai produk sampingan yang ditambang dari tambang platina, paladium, atau nikel.

Logam rhodium juga tidak punya tambang primer, tidak seperti emas yang tentu memiliki tambang primer. Selian itu lokasi penambangan utama berada di Afrika Selatan. Negara tersebut menghasilkan rhodium sekitar 85 persen dari pasokan global per tahun.

Sifatnya yang tahan karat membuat rhodium banyak digunakan untuk berbagai keperluan. Salah satu manfaat rhodium adalah sebagai pelapis perhiasan. Lapiran rhodium akan perhiasan dari goresan, noda, hingga pelunturan.

 Selain itu logam mulia ini digunakan sebagai konverter katalitik mobil yang berguna untuk mengurangi jumlah gas buang nitrogen oksida (NOx) yang naik ke atmosfer.

Pada 2019, hampir 90 persen  permintaan rodium berasal dari sektor katalis otomotif. Logam tersebut mampu mengubah NOx jadi gas yang lebih ramah sehingga akan terus dilibatkan sebagai pengendali Nox.

Itulah informasi terkait logam mulia paling mahal. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.