JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo menyoroti pemanfaatan sumber daya alam (SDA) Indonesia. Kata dia, saat ini Indonesia sudah tak lagi bisa bergantung pada bahan mentah dari SDA.
Untuk itu, Bamsoet sapaan akrab Bambang Soesatyo menekankan bahwa saat ini dibutuhkan upaya hilirisasi SDA untuk meningkatkan nilai tambah bagi negara. Pemerintah pun sudah mulai serius untuk mendatangkan berbagai investasi untuk menggenjot hilirisasi ini.
“Pemerintah telah bekerja keras dan meyakinkan seluruh stakeholder, agar berpartisipasi aktif dalam proses hilirisasi, dengan berinvestasi langsung di Indonesia untuk membangun, dan mengembangkan kapasitas industri domestik, sebagai penyerap sumber-sumber mineral,” katanya dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI, Jakarta, Rabu, 16 Agustus.
Bamsoet menekankan bahwa hilirisasi harus terus didorong. Dengan begitu, kata dia, ada nilai tambah dari proses lanjutan dari barang mentah menjadi barang jadi tersebut.
“Sumber daya alam mentah yang ada harus mampu dikelola sendiri di dalam negeri, sehingga menghasilkan produk yang mempunyai nilai jual lebih tinggi, dan menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri,” jelasnya.
“Hilirisasi industri adalah ikhtiar mewujudkan perekonomian nasional yang efisien dan berkeadilan sebagaimana diamanatkan Pasal 33 UUD 1945,” sambungnya.
Perlu Perubahan Mindset Pemangku Kepentingan
Karena itu, Bamsoet menilai perlu adanya perubahan sisi pola pikir atau mindset dari setiap pemangku kepentingan terkait dengan nilai tambah bagi negara ini. Mulai dari pemerintah, pelaku bisnis, hingga masyarakat.
“Diperlukan perubahan mindset pembangunan yang melekat di masing-masing stakeholder, baik di kalangan pemerintah, pelaku bisnis maupun masyarakat, agar terjadi kolaborasi multi pihak, untuk menata ulang pembangunan ekonomi yang dapat menghasilkan pertumbuhan, yang berkualitas serta berkelanjutan,” tuturnya.
Kata Bamsoet, hal ini dapat diwujudkam dengan model ekonomi yang berbasis sirkularitas, atau mengupayakan efisiensi sumber daya. Serta melakukan upaya pemanfaatan kembali residu yang dihasilkan dari industri, untuk diolah kembali dan memberikan nilai tambah yang lebih besar serta berulang.
BACA JUGA:
“Paradigma sirkularitas tentunya hanya dapat berjalan ketika kualitas industri nasional, sudah mampu secara seksama melakukan pemrosesan material sumber daya dari hulu ke hilir, sebagaimana yang digagas pemerintahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi mineral, emas, bauksit, nikel, tembaga dan bijih besi,” ucapnya.
Menurut Bamsoet, mineral tersebut didorong untuk proses hilirisasi, yang dibarengi dengan upaya pelarangan ekspor mineral mentah.
“Kebijakan ini menunjukkan konsistensi pemerintah terhadap upaya meningkatkan kualitas industri nasional,” tegasnya.