Bagikan:

JAKARTA - Dalam kunjungannya ke Provinsi Bali akhir pekan ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meninjau lokasi budi daya rumput laut di Desa Lembongan, Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung. Dalam kesempatan tersebut, Airlangga menyempatkan diri untuk berbincang dengan para pembudidaya.

Disebutkan bahwa Nusa Lembongan memiliki potensi lahan budidaya rumput laut seluas 157 hektar. Lahan tersebut baru dimanfaatkan sekitar 40 persen, dengan produksi 160 ton kering per bulannya.

“Lokasi budi daya rumput laut di Nusa Lembongan ini sudah dicanangkan sebagai program kampung perikanan budi daya rumput laut oleh pemerintah,” ujarnya dalam siaran yang dikutip Minggu, 13 Agustus.

Airlangga menjelaskan harga rumput laut terus mengalami peningkatan sehingga memberi dampak yang cukup baik bagi para pembudidaya. Dia pun memastikan bahwa pemerintah akan terus hadir dalam mendukung kegiatan ekonomi kerakyatan.

"Untuk kebutuhan bibit, selanjutnya akan ditangani dan segera dikoordinasikan," tuturnya.

Adapun, hasil produksi rumput laut Nusa Lembongan umumnya dikirim ke Surabaya untuk diekspor, serta untuk memasok kebutuhan bahan baku industri pengolah rumput laut di dalam negeri.

“Pengembangan industri rumput laut nasional yang berdaya saing dan berkelanjutan tentunya akan dapat menjadi penghela tumbuhnya ekonomi masyarakat pesisir, wilayah perbatasan, dan daerah tertinggal. Industri rumput laut tersebut akan membuka lapangan kerja, meningkatkan perekonomian daerah, dan meningkatkan kontribusi pada perekonomian nasional,” jelas Airlangga.

Pembudidaya rumput laut sendiri menyampaikan berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah terkait dengan stabilisasi harga, antisipasi terhadap gangguan hama penyakit, pemenuhan bibit berkualitas, dan pembinaan, serta pendampingan.