Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menggelar Indonesia Food Innovation (IFI) 2023.

Hal ini diharapkan bisa mendorong inovasi Industri Kecil dan Menengah (IKM) bidang makanan.

Program IFI akan menjaring peserta IKM pangan dari dua kategori, yaitu kategori intermediate product untuk IKM pangan yang menghasilkan produk antara sebagai rantai suplai industri pangan.

Lalu, ada juga kategori end product bagi IKM pangan yang menghasilkan produk olahan pangan untuk kebutuhan konsumen akhir.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita mengungkapkan, banyak IKM makanan dan minuman yang kesulitan untuk naik kelas lantaran keterbatasan modal, manajemen yang belum profesional, belum terpenuhinya standar dan legalitas usaha, serta terbatasnya inovasi.

"Dari sisi eksternal, IKM juga dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam menjalankan usahanya, seperti ketidakpastian pasokan bahan baku, kehadiran pesaing dan produk baru, serta permintaan pasar yang sangat fluktuatif," kata Reni di Jakarta, dikutip pada Kamis, 10 Agustus.

Guna menghadapi tantangan sekaligus peluang bagi IKM, Kemenperin berupaya mendorong dan memfasilitasi para pelaku IKM makanan dan minuman untuk mendapatkan pembinaan dan pendampingan yang tepat dari para ahli di bidang bisnis maupun teknis melalui program IFI ini.

"Dengan demikian, para pelaku IKM makanan dan minuman ini dapat mengakselerasi bisnis menuju IKM modern yang marketable, profitable, dan sustainable, hingga berujung pada peningkatan skala bisnis," ujar dia.

Pendaftaran IFI sendiri dimulai sejak 8 Agustus hingga 21 September 2023. Para pendaftar akan dikurasi oleh Ditjen IKMA dan para tenaga ahli.

Selanjutnya, 40 IKM pendaftar yang lolos kurasi akan mengikuti Food Camp IFI selama kurang lebih satu bulan.

Para penilai akan menentukan masing-masing tiga peserta terbaik dari tiap kategori setelah melewati proses food camp.

Adapun pada 2022, Ditjen IKMA Kemenperin mencatat terdapat 2.091 pendaftar yang ikut dalam seleksi program IFI dan terpilih 20 peserta.

Sebanyak 20 peserta itu mendapatkan pembinaan dalam tahapan food business scale-up melalui coaching, mentoring, dan fasilitasi pada tiga aspek, yaitu management, legal aspects, dan networking.