Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa belanja negara akan semakin diakselerasi pada paruh kedua 2023 demi mendukung laju pertumbuhan.

Menurut Airlangga, upaya tersebut sekaligus mendorong penyerapan belanja APBN sesuai dengan target tahun ini.

“Di semester kedua, khususnya di kuartal III, itu kita masih bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menggenjot belanja pemerintah,” ujarnya kepada awak media di Jakarta, Senin, 7 Agustus.

Airlangga mengakui bahwa serapan anggaran negara cenderung tertahan pada awal tahun. Hal tersebut tercermin dari kontribusi konsumsi pemerintah yang hanya sebesar 7,5 persen dari pembentukan produk domestik bruto (PDB) menurut pengeluaran.

Sebagai catatan, konsumsi pemerintah berada di peringkat keempat di bawah konsumsi rumah tangga (53,3 persen), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi (27,9 persen), dan ekspor (20,2 persen).

“Belanja pemerintah di kuartal II/2023 relatif kecil. Tetapi dengan mulainya bidding process dan yang lain kami berharap ini belanja pemerintah ini bisa naik seperti tahun lalu,” tuturnya.

Mengutip laporan terbaru APBN 2023, diketahui bahwa sampai dengan Juni jumlah belanja negara adalah sebesar Rp1.255,7 triliun. Angka tersebut baru sekitar 41 persen dari pagu yang dipatok sebesar Rp3.061,2 triliun.

Secara terperinci, serapan belanja di sisi pemerintah pusat mencapai Rp891,6 triliun atau 39,7 persen dari pagu. Sementara Transfer ke Daerah (TKD) telah tersalur sebesar Rp364,1 triliun (44,7 persen pagu), melambat 1,0 persen year on year (yoy).

Adapun, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2023 sebesar 5,17 persen atau lebih baik dari kuartal sebelumnya dengan 5,04 persen. Sementara untuk target pertumbuhan di keseluruhan tahun adalah 4,5 persen hingga 5,3 persen.