Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan sebesar 5,17 persen year on year (yoy) di kuartal II/2023.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengatakan capaian itu tidak lepas dari peningkatan mobilitas masyarakat.

“Selain itu ekonomi tumbuh karena daya beli masyarakat yang semakin kuat,” ujarnya saat menggelar konferensi pers di Jakarta pada Senin, 7 Agustus.

Menurut Edy, mobilitas masyarakat meningkat ditunjukan dengan jumlah penumpang moda transportasi yang melonjak, yakni kereta api 28, angkutan laut 11 persen, dan angkutan udara 30 persen.

“Daya beli masyarakat naik ditunjukan dengan inflasi yang terkendali, penjualan mobil dan motor meningkat, transaksi uang elektronik, dan pemberian THR serta gaji ke-13,” tuturnya.

Edy menambahkan, makin agresifnya permintaan ekonomi ditopang pula oleh sisi penawaran (supply) dengan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur yang makin ekspansif. Lalu, kapasitas terpakai manufaktur meningkat menjadi 74,8 persen di kuartal II/2023 dari sebelumnya 72,3 persen di kuartal I/2023.

Lebih lanjut, perekonomian yang semakin kuat turut pula disokong lewat respon kebijakan pemerintah dan bank sentral. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan belanja subsidi dan bantuan sosial selama paruh pertama 2023.

Kemudian, keputusan Bank Indonesia dalam mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen pada pertengahan Juli.

“Hal ini membawa manfaat dengan naiknya cadangan devisa menjadi 137,5 miliar dolar AS pada akhir triwulan II/2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 136,4 miliar dolar AS,” tegas dia.