Bagikan:

JAKARTA - PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge, melalui RUPS LB telah memutuskan susunan pengurus terbaru perseroan. Yune Marketatmo didapuk menjadi Direktur Utama Perseroan.

Yune memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun di industri telekomunikasi Indonesia. Beliau pernah menjabat di berbagai posisi strategis di Indosat.

"Dengan pengalaman yang dimiliki, diharapkan dapat membawa perseroan dalam mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki terutama pada segmen bisnis telekomunikasi yang akan menjadi kontributor utama kinerja perseroan ke depan," jelas keterangan resmi Surge, dikutip Kamis 3 Agustus.

Seperti yang diketahui, sejak 2022 Surge (WIFI) telah mengoperasikan secara penuh jaringan serat optik sepanjang 5.724 Km di pulau Jawa pada 3 jalur berbeda yaitu jalur kereta api, jalan tol, dan juga pada jalan provinsi dengan kapasitas 144 core dan kapasitas bandwidth sampai dengan 64 Tbps. Perseroan juga telah mengoperasikan 58 Edge Data Center (EDC) yang terkoneksi dengan Fiber Optic Backbone sepanjang jalur kereta.

Adapun berbagai layanan yang dapat diakses pelaku telekomunikasi antara lain Leased Core (Dark Fiber), Leased Line (Bandwidth), Colocation, Content Delivery Network (CDN), Tower Fiberization, dan lainnya. Saat ini perseroan telah memiliki berbagai klien yang berasal dari segmen Hyperscale Data Center, Telco Operator, Internet Service Providers (ISP), dan Cloud Provider.

Selain itu, sejak awal 2023 Surge juga mulai mengembangkan layanan konektivitas Fixed Wireless Access (FWA) dengan berkolaborasi dengan berbagai perusahaan teknologi global ternama di antaranya Qualcomm, China Huaxin Post & Telecom Technologies, Fujian Taikuk Technology Investment, Fiberhome, Baicells, dan perusahaan telekomunikasi lainnya yang diharapkan dapat mendukung pemerataan internet cepat dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Segmen Bisnis Telekomunikasi telah memiliki kontribusi terhadap pendapatan bersih perseroan pada triwulan I sebesar 28 persen, tumbuh signifikan dibandingkan kontribusi sepanjang tahun sebelumnya yang hanya 8 persen. Pertumbuhan ini diharapkan terus konsisten seiring dengan pengembangan produk konektivitas dan aktivasi layanan kepada seluruh pelaku telekomunikasi Indonesia.