Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan, proyek pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) di Batang, Jawa Tengah, selesai pada tahun ini. KIT Batang diketahui menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dipercepat penyelesaiannya.

Proyek ini mulai dikerjakan pada 2021-2023 dengan kontraktor PT Duta Rama-PT Gala Karya (KSO) dengan nilai kontrak sekitar Rp166 miliar. Progres pekerjaan hingga Juni 2023 telah mencapai 86,7 persen dan ditargetkan selesai tahun ini.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam pembangunan infrastruktur KIT Batang, pihaknya terus mengupayakan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal dan produk dalam negeri.

"Pembangunan kawasan industri ini merupakan pola baru, karena menggunakan tanah negara dan fasilitas disediakan pemerintah, seperti jalan, air, sanitasi, dan perumahan. Sehingga, investor yang datang hanya perlu membangun pabrik dan langsung beroperasi," kata Basuki melalui siaran persnya, Rabu, 2 Agustus.

Untuk mendukung konektivitas, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta Ditjen Bina Marga, pada 2020-2022 telah menyelesaikan pembangunan jalan kawasan dan akses menuju KIT Batang sepanjang 50,2 kilometer (km) dan 10 jembatan sepanjang 667 meter dengan total anggaran Rp1,82 triliun.

Berikutnya, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Ditjen Sumber Daya Air (SDA) juga membangun drainase utama (bendung) KIT Batang untuk mengendalikan banjir kawasan seluas 450 hektare (ha). Pekerjaannya telah dimulai pada 2021 dengan biaya APBN senilai Rp46 miliar.

Selain itu, Ditjen SDA juga membangun penyediaan air baku yang bersumber dari Sungai Urang paket 1 dan 2 berbentuk embung/reservoir dengan kapasitas tampung sekitar 1 juta meter kubik.

Selanjutnya, sumber air dari Bendung Sungai Urang dimanfaatkan untuk penyediaan air minum KIT Batang dengan membangun Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) yang dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah Ditjen Cipta Karya.

Dukungan infrastruktur berupa pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) berkapasitas 285 liter/detik, pekerjaan reservoir 4.500 meter kubik, serta jaringan perpipaan air minum dan bangunan pendukung.

Selain penyediaan air minum, BPPW Jawa Tengah juga membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 18.000 meter kubik/hari. IPAL KIT Batang terintegrasi dengan limbah domestik dari tenant yang telah dilakukan pretreatment dengan teknologi pengolahan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR).

Pembangunan IPAL dilengkapi dengan jaringan perpipaan sepanjang 18 km menggunakan pipa HDPE berdiameter 160-500 milimeter (mm) dan 14 titik wetpit untuk mengalirkan air limbah secara grafitasi ke IPAL.

Pembangunan IPAL mulai dikerjakan dengan biaya APBN senilai Rp344 miliar pada Desember 2021 dan progres saat ini sudah mencapai 80 persen.

Infrastruktur bidang permukiman lainnya untuk mendukung pengembangan KIT Batang adalah pembangunan Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) berkapasitas 140 ton/hari.

Untuk mendukung kawasan Fase I seluas 450 ha, telah diselesaikan pembangunan 1 unit hanggar berkapasitas pengolahan 35 ton/hari beserta bangunan pendukung untuk mengolah sampah domestik dari tenant, rumah susun, dan lainnya.

Selain itu, Kementerian PUPR juga menyediakan rumah susun (rusun) bagi pekerja sebanyak 10 tower. Pembangunan rusun ini selesai pada 2022 dengan biaya sekitar Rp429,2 miliar, menggunakan tipe barak setinggi 5 lantai.