JAKARTA - Menteri Energi dan SUmber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, terdapat beberapa daerah yang memilii potensi migas non konvensional selain Rokan.
"Masih ada beberapa tapi yang paling potensial di Rokan," ujar Arifin saat ditemui media di Gedung Kementerian ESDM, Jumat, 28 Juli
Arifin menjelaskan, wilayah dengan potensi MNK tersebut antara lain wilayah Sumatera Selatan dan Kalimantan.
Meski demikian, Arifin menyebut wilayah yang paling berpotensial adalah Rokan yang baru saja ditajak oleh Pertamina Hulu Rokan pada Kamis, 28 Juli.
Terkait aturan split untuk MNK di Blok ROkan, Arifin menyebut pihaknya masih harus melihat dulu hasil eksplorasi dan pendalaman pengeboran yang sedang dilakukan.
"Pengeboran sekarang ini kan dalem nih dan engga gampang dan juga cost-nya tinggi jadi kita akan detailkan dengan mengambil referensi yang sudah ada yakni Cnina dan Amerika," beber Arifin.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero), melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan tajak perdana sumur Migas Non Konvensional (MNK) di Wilayah Kerja (WK) Rokan.
Tajak ini merupakan hasil studi potensi MNK dalam upaya mendukung produksi minyak dan gas nasional.
Dalam melakukan studi evaluasi potensi (teknis) MNK Rokan, PHR melakukan kerja sama dengan perusahaan internasional yang telah terbukti berhasil mengusahakan dan mengembangkan sumber daya MNK di Amerika Serikat.
Untuk mendukung ikhtiar ini, PHR juga melibatkan Tim Percepatan Pengusahaan MNK yang dibentuk oleh Kementerian ESDM.
Sementara itu, Direktur Utama PHR Chalid Salim Said mengatakan, sumber daya MNK di WK Rokan berada di formasi pematang brown shale yakni batuan induk utama hidrokarbon yang ada di kawasan Sumatera bagian tengah, dan lower red bed yakni formasi bebatuan yang berada di bawah brown shale. Potensi ini berada pada kedalaman lebih dari 6.000 kaki.
“Di WK Rokan potensi MNK ini ada di wilayah sumur Gulamo, dengan rencana total kedalaman mencapai 8.559 kaki. Sumur ini merupakan salah satu dari dua sumur eksplorasi vertikal yang direncanakan oleh PT Pertamina Hulu Rokan sebagai operator wilayah kerja Rokan, bagi tahapan eksplorasi MNK Rokan,” kata Chalid.
Rencananya operasi pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo akan menggunakan rig PDSI #42.3/N1500-E berukuran besar dengan tenaga 1,500 horsepower (HP).
“Sebagai pembanding, operasi eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional di wilayah kerja Rokan umumnya menggunakan Rig 350 HP, 550 HP, 750 HP. Diperlukan area wellpad (lokasi eksplorasi) yang cukup luas, lebih kurang 2,5 hektare atau 2,5 kali lebih luas dari wellpad pada umumnya. Pada tahap pengembangan nantinya well pad ini dapat mengakomodasi sekitar 8 kepala sumur,” jelas Chalid.
MNK merupakan minyak dan gas bumi yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya minyak dan gas bumi dengan permeabilitas yang rendah (low permeability).
BACA JUGA:
Perbedaan utama eksplorasi migas konvensional dengan eksplorasi MNK terletak pada lokasi minyak di lapisan bumi.
Migas konvensional lebih mudah terlihat karena letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan. Sedangkan MNK berada di lapisan yang lebih dalam.
Berbeda dengan migas konvensional, MNK adalah hidrokarbon yang terperangkap pada batuan induk (shale oil/gas) tempat terbentuknya hidrokarbon atau batuan reservoir klastik berbutir halus dengan permeabilitas (kemampuan bebatuan untuk meloloskan partikel) rendah yang hanya bernilai ekonomi apabila diproduksikan melalui pengeboran horizontal dengan teknik stimulasi multi-stage hydraulic fracturing.