Kereta Cepat Jakarta Bandung Pertama di Asia Tenggara, Stasiunnya Dihiasi Motif Khas Budaya Indonesia
Foto Dok KCIC

Bagikan:

JAKARTA - Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara, kehadirannya akan menjadi perhatian dunia di mana ini merupakan panggung yang tepat untuk menunjukkan kebudayaan Indonesia. Karena itu, setiap stasiunnya menerapkan motif dan bentuk khas Indonesia.

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menjelaskan bahwa penggunaan motif dan unsur budaya Indonesia ini untuk menegaskan identitas budaya Indonesia.

Selain itu, kata Eva, motif dan unsur budaya Indonesia ini akan memberikan keistimewaan dan pengalaman yang unik bagi setiap penumpang Kereta Cepat. Sebab, motif dan bentuk ini mewakili daerah di mana stasiun Kereta Cepat berada.

“Motif ini menjadi simbol bahwa Kereta Api Cepat pertama di Asia Tenggara ini hadir dan beroperasi Indonesia. Kebudayaan Indonesia tersebut akan menjadi suatu warisan yang akan terus dikenang masyarakat pada layanan KA Cepat sebagai suatu transportasi kebanggan bangsa,” ujar Eva dalam keterangan resmi, Jumat, 21 Juli.

Contohnya, sambung Eva, di Stasiun Kereta Cepat Halim terdapat ornamen motif-motif batik Betawi pada dinding stasiun. Keindahan motif ini dituangkan di atas stainless-steel yang sangat besar tepat di tengah ruang tunggu Stasiun Kereta Cepat Halim di Lantai 2.

Lebih lanjut, Eva mengatakan motif batik Betawi tersebut dibuat dengan metode laser cutting pada stainless-steel berwarna coklat sebagai penghias ruang tunggu Kereta Cepat.

“Batik Betawi di atas stainless-steel juga suatu menunjukkan perpaduan antara teknologi modern dan elemen kultural, di mana material stainless-steel tersebut yang menyimbolkan modernitas,” ujarnya.

Kemudian, Stasiun Kereta Cepat Karawang memiliki motif padi dan batik mega mendung sebagai landmark karena Karawang dikenal sebagai kota lumbung padi. Ornamen batik Mega tersebut mendung terpasang pada dinding stasiun disertai interior yang merupakan perpaduan antara unsur alami seperti kayu, batu, dan bambu dengan aksen modern.

Lain halnya dengan Stasiun Kereta Cepat Padalarang. Bentuk streamline louvre pada fasad bangunan ditampilkan dalam arsitektur Gedung stasiun untuk menunjukkan prinsip “bergerak cepat” yang diusung Kereta Cepat.

“Bentuk bangunan Stasiun KA Cepat Padalarang yang modern, futuristik, dan dinamis dipadukan dengan elemen lokal yaitu elemen colonial art deco yang bertujuan untuk menciptakan keharmonisan antara Stasiun KAI Padalarang dan Stasiun KA Cepat Padalarang,” jelasnya.

Sementara Stasiun KA Cepat Tegalluar akan didominasi dengan motif dan bentuk aliran sungai karena lokasinya yang dikelilingi oleh beberapa sungai penting di Jawa Barat.

“Stasiun ini juga akan menerapkan budaya Sunda pada desain interiornya dengan menggunakan motif dan material yang biasanya digunakan di rumah-rumah tradisional Sunda seperti kayu dan bambu,” katanya.