Tingkatkan Keamanan Penyeberangan, Kemenhub Susun Alur Pelayanan Masuk Pelabuhan Ulee Lheue di Aceh
Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menyusun alur pelayanan masuk ke Pelabuhan Ulee Lheue di Aceh.

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan saat penyeberangan.

Direktur Kenavigasian Budi Mantoro mengatakan, sudah selayaknya alur pelayaran masuk Pelabuhan Ulee Lheue segera ditetapkan, untuk memperoleh alur pelayaran yang ideal dan memenuhi berbagai aspek kepentingan keselamatan dan kelancaran bernavigasi serta melindungi kelestarian lingkungan maritim.

Pasalnya, Pelabuhan Ulee Lheue terletak di Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh, kurang lebih 7 km dari Pusat Kota Banda Aceh.

Pelabuhan ini adalah Pelabuhan Penyeberangan kapal ferry dan kapal cepat, yang merupakan satu-satunya sarana angkutan laut yang melayani penumpang dengan trayek pelayaran dari Banda Aceh-Sabang-Pulo Aceh.

Selain itu, kata Budi, Pelabuhan Ulee Lheue sebagai pusat aktivitas penumpang memiliki kontribusi yang cukup besar pada pertumbuhan ekonomi lokal dan pengembangan perekonomian daerah.

“Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan adanya alur pelayaran yang tepat, aman dan efisien di Pelabuhan Ulee Lheue," ujar Budi, di Jakarta, Rabu, 12 Juli.

Lebih lanjut, Budi mengungkapkan, Pelabuhan Ulee Lheue saat ini memiliki areal seluas kurang lebih 8 hektare mencakup fasilitas terminal penumpang sebagai bangunan utama, lahan parkir, dermaga kapal cepat, dermaga kapal lambat, kolam pelabuhan dan lain-lain.

“Dalam revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016 dijelaskan, pengembangan pelabuhan di Pelabuhan lama Kawasan Ulee Lheue adalah untuk pelabuhan skala Internasional, sebagai pelabuhan pengumpan primer dan berfungsi untuk pelabuhan umum melayani penumpang antar pulau dan negara,” jelasnya.

Kata Budi, pelabuhan ini juga berfungsi menjadi gerbang untuk provinsi, kabupaten, dan kota di sekitarnya.

“Pelabuhan ini akan diperuntukan terutama untuk kapal-kapal penumpang dari dan ke Pelabuhan Balohan di Sabang,” tukas Budi.

Terkait hal tersebut, Budi menambahkan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Distrik Navigasi Tipe A Kelas II Sabang bekerja sama dengan Pushidrosal telah mengadakan survey mandiri untuk Menyusun rencana penetapan Alur Pelayaran masuk Pelabuhan Ulee Lheue.

Berdasarkan hasil survey, secara teknis Pelabuhan Ulee Lheue memiliki alur Panjang 2,5 km (1,39 Nm), lebar (break water) 60 m dan kedalaman 1,17 sampai 12,37 mLWS. Hasil survey di kolam Pelabuhan didapatkan kedalaman berkisar 1,22 sampai 4,72 meter dengan jenis material dasar laut pasir dan lumpur halus.

Pelabuhan Ulee Lheue memiliki 7 buah SBNP existing, memiliki system rute alur satu arah (one way route) dan terdapat Stasiun Radio Pantai (SROP Ulee Lheue) PKA 5. Disain alur tidak berada dalam Kawasan konservasi dan tidak terdapat area ranjau, pipa dan kabel bawah laut.

“Hasil survei merekomendasikan untuk melaksanakan pengerukan di area yang terdapat kedangkalan di sekitar kolam Pelabuhan dan jalur masuk alur pelayaran Pelabuhan Ulee Lheue agar ilah gerak kapal aman,” ujar Budi.

Sosialisasi

Selain itu, kata Budi,demi terwujudnya alur masuk pelayaran yang aman dan nyaman, perlu dilaksanakan sosialisasi bagi pengguna jasa alur masuk pelayaran, seperti boat nelayan oleh para pemangku kepantingan dan perlu diusulkan pula Daftar Suar Indonesia (DSI) yang sudah terpasang.

Budi berharap, dengan ditetapkannya Alur Pelayaran Pelabuhan Ulee Lheue, tidak hanya dapat menjamin keselamatan kapal pada Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Ulee Lheue sehingga kelancaran traffic dapat meningkat.

Namun, kata Budi, juga dapat menjaga kelestarian lingkungan maritim di sepanjang perairan Alur Pelayaran, mendukung para pengguna jasa maritim berupa PLI (Kertas/Elektronik) serta produk Nautika Pushidrosal, meningkatkan intensitas, efektifitas dan konektivitas Pelayaran serta Kelancaran arus barang dan penumpang, serta mempertegas pemanfaatan tata ruang laut sehingga pengelolaan dan pemanfaatan ruang laut menjadi selaras.

Untuk itu, Budi berharap para Ahli, pemangku kepentingan, dan pakar maritim dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, serta pandangan mengenai rencana penetapan Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Ulee Lheue.