Bagikan:

BANDA ACEH - Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Banda Aceh mengevakuasi seorang warga negara asing (WNA) asal Filipina yang juga anak buah kapal kargo berbendera Jepang karena mengalami pendarahan saat buang air besar di kapal.

Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain di Banda Aceh, Rabu, mengatakan warga negara Filipina yang dievakuasi tersebut bernama Robert A Cagatin.

"Warga negara Filipina tersebut merupakan anak buah kapal kargo dengan nama MV Shin Onoe. Yang bersangkutan dievakuasi karena mengalami pendarahan saat buang air besar," kata Ibnu Harris Al Hussain, dikutip ANTARA, Rabu 8 Februari.

Ibnu Harris mengatakan kapal kargo berbendera Jepang tersebut berlayar dari Singapura ke Pelabuhan Kamsar di Guinea, Afrika Barat.

"Permintaan evakuasi disampaikan kapten MV Shin Onoe kepada Basarnas Banda Aceh. Dari permintaan tersebut, Basarnas Banda Aceh memberangkatkan tim evakuasi," katanya.

Selanjutnya, kata Ibnu Harris, tim Basarnas berkoordinasi dengan kapal kargo tersebut menyangkut operasi evakuasi. Tim Basarnas bergerak dari Pelabuhan Ulee Lheue menggunakan kapal KN Kresna 232 mengevakuasi korban pada Rabu.

"Titik evakuasi berada di Selat Benggala, perairan antara Pulau Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dengan Pulau Weh, Kota Sabang. Titik evakuasi berjarak 7,5 nautical mile atau mil laut dari Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh," kata Ibnu Harris.

Sebelum dievakuasi ke kapal SAR KN Kresna, warga negara Filipina tersebut menjalani pemeriksaan kesehatan. Setelah dinyatakan tidak bermasalah, yang bersangkutan dinaikkan kapal SAR untuk selanjutnya dibawa ke Pelabuhan Ulee Lheue.

Ibnu Harris mengatakan proses evakuasi melibatkan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Banda Aceh, bea cukai, imigrasi, kepolisian, petugas syahbandar, serta instansi terkait lainnya.

"Setiba di Pelabuhan Ulee Lheue, korban dievakuasi ke RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh menggunakan ambulans untuk penanganan medis lebih lanjut. Dengan dievakuasinya warga negara Filipina tersebut, maka operasi SAR ditutup," kata Ibnu Harris.