Bagikan:

JAKARTA - Pengamat teknologi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan telemedisin merupakan keunggulan Indonesia yang dapat dimanfaatkan oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

"Saya pikir memang ini merupakan salah satu keunggulan Indonesia dan sebenarnya kalau dikonsepkan dengan baik ini juga bisa dimanfaatkan di negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara," kata Heru, dikutip dari Antara, Sabtu 24 Juni.

Melalui Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, Heru pun menilai bahwa setiap negara di Asia Tenggara dapat saling bertukar pikiran mengenai pengembangan telemedisin di kawasan tersebut.

"Kita bisa lihat bagaimana negara-negara lain mengembangkan telemedisin dan kita seperti apa, bisa jadi saling mengisi," ujar Heru.

"Kalau misalnya negara lain mungkin tidak banyak berkembang, Indonesia bisa menjadi pemimpin untuk sharing bagaimana mengembangkan telemedisin," lanjut dia.

Heru meyakini bahwa perkembangan teknologi digital yang masif di Indonesia saat ini dapat diusulkan dalam Keketuaan ASEAN untuk memajukan kawasan Asia Tenggara.

"Ini merupakan momentum yang sangat pas bagi Indonesia karena tahun-tahun inilah fase bagaimana kita mentransformasikan digital demi kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera," katanya.

Mengenai telemedisin, Heru mengatakan pandemi menunjukkan bahwa teknologi tersebut telah menjadi keunggulan Indonesia untuk menjawab tantangan pada saat itu, seperti penyediaan layanan konsultasi kesehatan secara daring, pengiriman obat ke pasien, hingga pendaftaran vaksin.

Namun pasca pandemi saat ini, ketika pergerakan masyarakat kembali seperti semula, Heru mengatakan perlu ada ide-ide kreatif agar telemedisin terus berkembang dan dapat dimanfaatkan khususnya oleh masyarakat di wilayah yang jauh dari perkotaan di mana rumah sakit besar didirikan.

"Tipikal Indonesia ini hampir sama dengan negara Asia Tenggara lain seperti Filipina, Kamboja, Myanmar, Thailand. Ini bisa kita tularkan bagaimana pengembangan telemedisin di Indonesia hingga akhirnya negara lain juga bisa mengadopsi atau mungkin juga saling mengisi," kata Heru.

Adapun tantangan utama mengembangkan telemedisin, menurut Heru, adalah infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang masih harus ditingkatkan hingga ketersediaan dokter.

"Negara lain memang infrastrukturnya lebih baik, ya. Nah, mungkin negara-negara lain seperti Kamboja, Laos, yang menghadapi tantangan yang sama, kita bisa sharing bagaimana menjawab tantangan ini untuk dapat mendukung telemedisin," ujarnya.