Pertamina Kelola Blok Migas di Aljazair hingga 35 Tahun ke Depan
Menzel Ledjmet Nord (MLN) Oil Field Aljazair, lapangan migas pertama yang dioperasikan Pertamina di luar negeri. ANTARA/HO-Pertamina

Bagikan:

JAKARTA - Pertamina mengelola blok minyak dan gas bumi (migas) Menzel Ledjmet Nord (MLN), Aljazair hingga 35 tahun ke depan setelah mendapatkan perpanjangan kontrak konsesi dalam pengelolaan blok tersebut.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan blok migas di Aljazair tersebut menjadi salah satu andalan penyumbang produksi migas dari luar negeri bagi perseroan.

"Akuisisi blok migas di luar negeri dengan konsep bring the barrel home adalah langkah strategis Pertamina untuk menjaga ketahanan energi nasional," ujar Nicke melalui keterangan duilansir ANTARA,Sabtu, 17 Juni.

Perpanjangan kontrak yang ditandatangani di Aljir, Aljazair, Kamis (15/6) tersebut menunjukkan kepercayaan Pemerintah Aljazair kepada kinerja Pertamina.

Nicke mengatakan dalam kontrak baru tersebut, selain produksi minyak mentah, Pertamina juga diberikan izin untuk membangun pabrik elpiji dengan kapasitas 1 juta metric ton per tahun, di mana produknya akan dibawa ke Indonesia.

"Dengan terobosan baru ini, diharapkan bisa mengurangi impor elpiji dan memperkuat neraca perdagangan Indonesia," kata Nicke.

Pada saat yang sama, blok migas Aljazair tersebut juga memiliki potensi dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya Solar PV yang akan dimanfaatkan menjadi green electricity supply untuk operasional blok migas.

"Ini merupakan wujud komitmen Pertamina yang sangat kuat dalam menurunkan karbon emisi dalam seluruh kegiatan usahanya sejalan dengan penerapan ESG (environmental, social, and governance)," kata dia.

MLN Oil Field Aljazair adalah salah satu lapangan migas di Gurun Sahara, Aljazair yang telah beroperasi secara penuh oleh Pertamina sejak Mei 2014 melalui subholding hulu.

Blok itu memiliki kapasitas minyak sebesar 35.000 barrel of oil per day (BOPD) dan telah memiliki memiliki 58 solar panel yang menghasilkan 1,141 kilowatt hour (kWh) per tahun sehingga berdampak pada penurunan emisi hingga 7.507 ton CO2 per tahunnya.