Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan kabar terbaru soal rencana penambahan saham MIND ID di PT Vale Indonesia Tbk. Kata dia, pelepasan saham Vale sebesar 11 persen untuk dibeli MIND ID masih dalam tahap negosiasi.

Lebih lanjut, Erick mengatakan penambahan saham pemerintah melalui perusahaan pelat merah di Vale Indonesia merupakan hak negara. Ia menilai setelah komoditas pertambahan Indonesia dikelola asing selama puluhan tahun, maka sudah saatnya berbagi ke negara.

Sekadar informasi, Vale Indonesia merupakan perusahaan tambang nikel yang diliki asing. Perusahaan ini beroperasi di Sulawesi sejak 1967. Pada tahun 1990, dilakukan divestasi sebagai saham Vale Indonesia melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Lalu, pada 2020 baru kelada MIND ID.

“Kita tidak anti inevstasi asing. Tapi, saya juga berharap kalau memang mereka yang sudah memiliki berapa puluh tahun tapi belum maksimal, sudah waktunya juga berbagi dengan negara,” katanya saat ditemui di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 15 Juni.

Seperti diketahui, Mind ID memiliki saham Vale Indonesia sebanyak 20 persen. Saat ini Vale Indonesia dalam proese divestasi saham lanjutan sebesar 11 persen. Hal ini untuk memenuhi syarat perpanjangan kontrak karya yang akan berakhir di 28 Desember 2025, yakni minimal 51 persen saham dikuasai oleh pihak Indonesia.

Erick ingin membidik keuntungan bagi negara melalui hilirisasi sumber daya alam (SDA). Namun, kata dia, hilirisasi ini juga harus menguntungkan.

“Jangan sampai kita juga sebagai negara yang hanya mengekspor bahan baku,” tuturnya.

Dengan adanya pemanfataan hilirisasi begitu, kata Erick, diharapkan akan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak pihak. Apalagi, kata Erick, demografi Indonesia saat ini didominasi oleh generasi muda.

Contohnya, sambung Erick, proses hilirasi juga sudah dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang menggandeng pihak dari negara lain.

“Kalau kita lihat di Antam sendiri kan sudah banyak kerja sama dengan beberapa pihak di luar negeri, ada salah satu kemarin di dorong di China, Korea dan bukan tidak mungkin kita merasa diperlukan ada aset tambahan pengembangan. Toh ini milik negara,” tuturnya.

“Apalagi kalau kita lihat dengan kebijakan dari yang sudah berjalan tambang-tambang ini kan, kemarin sudah banyak juga dari pihak swasta Indonesia itu jaga sebagian dibalikan menjadi opsi pemerintah,” sambungnya.

Sekadar informasi, saat ini komposisi pemegang saham Vale Indonesia terdiri dari 43,79 persen milik Vale Canada Limited. Lalu, 15,03 persen milik Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM).

Kemudian, 0,54 persen milik Vale Japan Ltd. Sementara sebesar 21,18 persen menjadi saham publik yang terdaftar di BEI, serta 20 persen dimiliki MIND ID.