Bagikan:

JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) pastikan terus perkuat kerja sama dan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) guna percepatan proses dan realisasi pengadaan luar negeri menyikapi dinamika stok dan harga bawang putih terkini.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, pengadaan tersebut diperlukan untuk mendorong penambahan pasokan sehingga dapat menjaga stabilitas harga bawang putih di tingkat konsumen.

Menurut Arief, pihaknya secara intens terus melakukan komunikasi bersama Kemendag guna membahas progres penerbitan Surat Perizinan Impor (SPI) bawang putih.

“Kita terus bersama-sama Kemendag melakukan koordinasi untuk percepatan pengadaan, seluruh dokumen telah disiapkan dan prosesnya tengah berjalan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa, 30 Mei.

Adapun regulasi terkait pengadaan dari luar (impor) berkaitan dengan beberapa kementerian/lembaga.

Penerbitan kuota Rencana Impor Produk Hortikultura (RIPH) merupakan kewenangan Kementerian Pertanian.

Sementara Surat Perizinan Impor (SPI) merupakan ranah Kementerian Perdagangan.

Sedangkan Bapanas menghitung ketersediaan dan kebutuhan pangan sebagai dasar perumusan kebijakan dan penetapan kebutuhan impor.

Seperti diketahui, bawang putih merupakan salah satu komoditas pangan yang masih memerlukan tambahan pasokan dari luar negeri untuk memenuhi konsumsi domestik.

Untuk itu, kondisi harga komoditas tersebut di dalam negeri tidak terlepas dari pengaruh harga internasional atau di negara asal.

Bahkan, Arief mengatakan sebelumnya harga bawang putih di China berada di atas 1.300 dolar AS per ton, hal tersebut yang turut menyebabkan harga di dalam negeri terkerek naik.

Sementara untuk kondisi harga bawang putih di tingkat konsumen berdasarkan Panel Harga Pangan Bapanas per 29 Mei 2023, harga rata-rata nasional bawang putih berada di Rp36.875 per Kg, atau mengalami sedikit kenaikan dibanding minggu lalu yang berada di posisi Rp36.340 per Kg.

Mengenai ketersediaan bawang putih, Arief meminta masyarakat tidak perlu khawatir.

Pasalnya, dengan perencanaan yang telah dilakukan Bapanas dan kementerian/lembaga terkait memastikan ketersediaan bawang putih terjaga sepanjang tahun.

“Kita juga terus lakukan pemantauan dan penghitungan melalui Neraca Pangan Nasional. Ini sesuai arahan Bapak Presiden agar pasokan dan keseimbangan harga pangan dijaga sepanjang tahun,” ujarnya.

Berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2023, kebutuhan bawang putih nasional dalam setahun sekitar 652.000 ton, sedangkan produksi dalam negeri sekitar 18.000 ton dan stok awal atau carry over dari tahun 2022 adalah 143.000 ton.

“Untuk menutupi kekurangannya maka telah dilakukan perencanaan pengadaan luar negeri, sehingga diperkirakan stok bawang putih nasional pada akhir 2023 tersedia 99.000 ton,” paparnya.

Begitu juga untuk periode sampai dengan Juni 2023 ini, menurutnya, berdasarkan penghitungan Neraca Pangan, stok bawang putih nasional pada akhir Juni 2023 tersedia sekitar 14.000 ton.

Jumlah tersebut berdasarkan penambahan stok awal atau carry over dari tahun 2022 sebesar 143.000 ton, produksi dalam negeri sampai Juni 11.000 ton, dan realisasi rencana pengadaan luar negeri Januari-Juni 2023 yang tengah berjalan.

Walaupun masih mengandalkan pengadaan luar negeri, Arief memastikan, penyerapan produksi bawang putih dalam negeri tetap menjadi prioritas.

“Seperti komoditas pokok lainnya, pastinya kita tetap prioritaskan penggunaan hasil produksi dalam negeri,” ungkapnya.

Terkait upaya menjaga stabilitas harga ke depannya, Arief menambahkan, pada tahun ini Bapanas melalui BUMN Pangan telah mulai melakukan pengisian Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk komoditas bawang putih.

“Kita sudah mulai isi secara bertahap, kita targetkan memiliki stok CPP bawang putih 55,7.000 ton sehingga bisa dioptimalkan untuk langkah-langkah intervensi menjaga stabilitas harga dan kondisi kedaruratan,” paparnya.