Pemerintah Diminta Perbaiki Iklim Investasi di Sektor Hulu Migas
Migas (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Abdul Wahid meminta pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi dengan membuat skema yang membuat investor besar merasa aman dan nyaman.

"Selain itu, pemerintah harus meningkatkan Enchanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan produksi dari cadangan-cadangan yang ada karena secara teknologi memungkinkan diterapkan di Indonesia,” ujarnya saat membacakan pandangan fraksinya, PKB, dalam sidang Paripurna DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa 23 Maret.

Abdul Wahid juga meminta pemerintah untuk lebih bekerja keras demi merealisasikan janji meningkatkan produksi menjadi 1 juta barel per hari dalam rangka memangkas ketergantungan impor untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.

"Terlebih lagi dalam beberapa tahun ini meskipun targetnya sudah diturunkan hasil lifting Migas Indonesia tidak pernah tercapai," lanjutnya.

Lebih jauh ia menambahkan, asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) tahun 2024 yang berkisar antara 75 hingga 85 dolar AS per barel cukup realistis. Hal itu mengingat permintaan dan penawaran minyak mentah di pasar internasional masih cukup seimbang.

“FPKB tetap meminta pemerintah terus memperhatikan kebijakan OPEC dalam produksi minyak mentahnya yang dapat mengakibatkan peningkatan harga minyak," kata dia.

Ia menilai kenaikan harga minyak dunia tentu dapat menambah penerimaan negara dari sektor Migas, namun upaya tersebut tentu tidak dapat berlangsung secara berkelanjutan mengingat target lifting dalam negeri seringkali tidak tercapai.

"Selain itu, fluktuasi harga minyak mentah justru beresiko memberi tekanan post biaya subsidi pada APBN,” pungkasnya.