JAKARTA - Bank Indonesia (BI) disebutkan terus melakukan upaya perluasan inklusi keuangan di Tanah Air.
Terbaru, otoritas moneter meluncurkan buku pedoman Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Inklusif berbasis Kelompok Subsisten .
Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan inisiatif ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pengembangan kelompok subsisten bagi seluruh pihak, baik pemerintah daerah, kementerian/lembaga, maupun Bank Indonesia sendiri.
“Kami mendorong kelompok subsisten menjadi pelaku usaha yang berkembang baik dari aspek keuangan inklusif, pengembangan usaha, maupun kelembagaan,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu, 20 Mei.
Menurut Juda, bank sentral menargetkan penguatan ekonomi nasional melalui upaya penguatan konsumsi rumah tangga, yang didalamnya termasuk kelompok subsisten.
“Langkah peningkatan yang dilakukan Bank Indonesia yakni dengan memperluas inklusifitas melalui dukungan kapasitas, akses pasar dan keuangan, sehingga kelompok susbsisten dapat mengelola keuangannya serta membuat produk yang berkualitas dan branding menarik,” tuturnya.
Juda menjelaskan, dalam implementasi pengembangan kelompok subsisten pihaknya mengambil pendekatan kebijakan yang mengintegrasikan inklusi keuangan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui framework Strategi Nasional Ekonomi dan Keuangan Inklusif (SNEKI) untuk mendukung capaian Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Disebutkan, BI pada 2021 telah mengembangkan model bisnis pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif berbasis kelompok subsisten.
Juda menerangkan program yang menyasar kelompok subsisten di antaranya merupakan penerima bansos, serta memiliki rintisan usaha.
“Ini kemudian kami arahkan untuk membentuk usaha mikro yang prospektif serta didorong menggunakan produk dan layanan keuangan formal untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif sehingga mencapai kemandirian ekonomi dan naik kelas,” ujar dia.