Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengumpulkan seluruh pimpinan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam acara HSE (Health, Safety, & Environment) CEO Summit 2023.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan sebagai langkah antisipatif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja sekaligus penandatanganan komitmen penerapan Sistem Manajemen HSE di sektor hulu migas.

Dwi menjelaskan, dari 87 juta jam kerja operasi hulu migas sampai akhir Maret 2023, tingkat incident rate berada di angka 0,24.

"Angka tersebut masih berada di bawah batas atas incident rate maksimal yang ditentukan (0,9) dan masih lebih baik dari rata-rata incident rate yang tercatat pada International Oil and Gas Producer yaitu 0,77," ujarnnya.

Namnun demikian, lanjut Dwi, aspek keselamatan kerja tidak hanya diukur dari statistik. Ia juga tidak menampik beberapa insiden yang terjadi akhir-akhir ini dan cukup menyita perhatian publik.

"SKK Migas bersama KKKS menyikapi serius hal tersebut. Untuk itu, ke depan SKK Migas akan melaksanakan Safety Integrity Audit Program yang melingkupi audit atas sistem, peralatan, pekerja, aset, menajemen, dan ALARP assessment, serta pengaplikasian teknologi “SIAP SELAMAT”,” ujar Dwi.

Lebih jauh Dwi menambahkan, SKK Migas sudah melakukan sejumlah langkah untuk menjaga aspek HSE pada industri hulu migas, antara lain persetujuan dan monitoring Work, Program, & Budget aspek HSE, investigasi insiden, mengeluarkan surat edaran keselamatan kerja, pelaksanaan HSE monthly meeting, serta, di tahun 2022, mengembangkan aplikasi machine learning untuk incident rate forecasting pada Integrated Operation Centre SKK Migas.

Selain itu, untuk mencapai target lifting migas pada tahun 2023, SKK Migas bersama KKKS perlu melakukan terobosan yang masif dan agresif. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan ialah pekerjaan 11 proyek yang direncanakan onstream pada tahun 2023, pengeboran 1.048 sumur yang terdiri dari 991 sumur pengembangan dan 57 sumur eksplorasi, 834 kegiatan workover, dan 33.182 kegiatan well service.

“Hal-hal tersebut sedang kita upayakan bersama saat ini. Meski demikian, saya tegaskan kembali, program yang masif dan agresif tidak membuat kita mengkompromikan aspek HSE. Tidak ada pekerjaan yang terlalu penting tanpa dikerjakan dengan selamat,” kata Dwi.