Bagikan:

JAKARTA - Deputi Bidang Promosi Investasi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Nurul Ichwan mengungkapkan Indonesia merupakan negara tujuan investasi sektor manufaktur global saat ini.

Dalam sesi conference Hannover Messe 2023 di Hannover, Jerman, Rabu (19/4), Ichwan mengungkapkan pernyataan tersebut karena sejumlah keunggulan Indonesia, diantaranya sebagai negara dengan populasi ke-4 terbesar di dunia yang dapat menyuplai tenaga kerja yang cukup memadai untuk perusahaan-perusahaan global.

“Hal ini juga didukung dengan fakta bahwa Indonesia juga memiliki bonus demografi dengan rata-rata pekerja berumur 30 tahun. Berbeda dengan negara lainnya yang memiliki tenaga kerja yang lebih tua dan cukup sulit untuk mendapatkan tenaga kerja,” katanya dalam keterangan dikutip ANTARA, Jumat, 21 April.

Ichwan menjelaskan, di ASEAN, Indonesia merupakan negara terbesar, baik dari segi populasi maupun ekonomi. Indonesia juga merupakan negara basis produksi untuk pasar internasional yang berkontribusi sebesar 36 persen terhadap total PDB ASEAN.

Indonesia juga merupakan anggota G20 yang memiliki ketahanan dan pertumbuhan ekonomi, dengan PDB mencapai 1,3 triliun dolar AS dan PDB per kapita melebihi 5.000 dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg (April 2023), Indonesia juga merupakan negara yang akan bertahan pada kemungkinan resesi yang akan terjadi di masa depan, dengan persentase kemungkinan resesi hanya sebesar dua persen.

Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang kaya, termasuk untuk pengembangan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV), dimana pada 2025, setidaknya 15 persen nikel untuk industri baterai EV akan disuplai dari Indonesia.

“Berangkat dari fakta tersebut, Indonesia adalah negara yang tepat untuk menjadi tujuan investasi sektor manufaktur global,” tutur Ichwan.

Untuk mendukung Indonesia sebagai tujuan investasi yang baik, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI), Sanny Iskandar mengungkapkan bahwa Indonesia telah menyiapkan kawasan industri (KI) yang tepat sesuai dengan kebutuhan investor.

Dia menyebut lebih dari 100 KI tersebar di pulau Jawa dan luar Jawa. Kawasan industri di Pulau Jawa diperuntukkan bagi industri berbasis teknologi tinggi dan digital, industri padat karya, dan industri hilir. Sedangkan KI di luar Jawa lebih diperuntukkan bagi industri yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk berbasis sumber daya alam dan industri pemicu pengembangan ekonomi baru.

“Pengembangan investasi industri di KI seluruh Indonesia didukung oleh infrastruktur dan fasilitas pendukung yang berkualitas seperti pembangkit listrik, suplai gas industri, jaringan teknologi informasi dan komunikasi, pengolahan limbah, jalan tol dan jalur kereta barang, serta bandara dan pelabuhan,” jelasnya.

Sanny menambahkan, untuk mendukung implementasi revolusi industri keempat, Indonesia juga telah mengembangkan smart-eco industrial park yang dilengkapi dengan infrastruktur digital berteknologi tinggi yang ramah lingkungan.

“Indonesia sudah siap untuk sistem ekonomi sirkular, digital hub, dan lainnya,” tutur Sanny.