Bagikan:

JAKARTA – Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) terus melakukan berbagai langkah aksi pengendalian inflasi pangan menjelang Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri. Salah satu caranya dengan melakukan penyaluran bantuan pangan.

Kepala Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan selain melakukan penyaluran bantuan pangan, pemerintah juga gencar melakukan kegiatan pasar murah, dan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).

“Pada April ini bersama Bapak Presiden kita telah launching penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk bantuan pangan beras. Melalui program ini Perum Bulog ditugaskan untuk menyalurkan bantuan beras kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM),” katanya dalam keterangan resmi, Senin, 17 April.

Kata Arief, masing-masing KPM akan mendapatkan 10 kilogram (kg) beras sebanyak tiga kali selama tiga bulan, yaitu Maret, April, dan Mei.

Lebih lanjut, Arief mengataka , kegiatan bantuan pangan beras ini telah dimulai secara bertahap pada 31 Maret 2023, hingga sampai dengan tanggal 15 April 2023 sudah tersalurkan 111.492 ton beras.

Selain bantuan pangan beras, Arief mengatakan, NFA juga telah meluncurkan bantuan pangan daging ayam dan telur ayam untuk 1,4 juta Kerluarga Risiko Stunting (KRS).

Sama seperti bantuan beras, kata Arief, bantuan ini juga akan disalurkan selama tiga bulan ke depan mulai April, Mei, dan Juni 2023. Bantuan yang disalurkan terdiri dari daging ayam ukuran 1 ekor karkas sekitar 0,9-1,1 kg dan 1 tray telur ayam atau sebanyak 10 butir.

“Untuk tahap awal sebelum Idulfitri ini bantuan akan disalurkan kepada 78 ribu KRS yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Barat. Secara keseluruhan, total bantuan akan didistribusikan di 7 provinsi dengan 3 provinsi lainnya yaitu Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Barat,” ujarnya.

Arief mengatakan program penyaluran bantuan pangan beras serta telur dan daging ayam tersebut bertujuan untuk menjaga pasokan pangan masyarakat sekaligus menjaga stabilisasi harga pangan baik di tingkat hulu atau produsen maupun di tingkat konsumen.

“Program bantuan pangan ini diharapkan dapat menjaga pasokan pangan, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, sekaligus menjaga stabilitas harga dalam rangka pengendalian inflasi nasional,” katanya.

Sekadar informasi, upaya mitigasi selanjutnya yang rutin dilakukan NFA untuk pengendalian inflasi, yaitu dengan terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Fasilitasi Distribusi Pangan berkolaborasi dengan Pemda, BUMN Pangan dan Asosiasi Produsen Pangan.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyoroti mengenai upaya kolaboratif pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi khususnya saat dan setelah HBKN Idulfitri.

“Saya berharap penguatan kolaborasi dan dukungan dari Kepala Daerah untuk mengendalikan inflasi terus ditingkatkan dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak,” kata Tito.

Adapun tingkat inflasi Indonesia di bulan Maret 2023 sebesar 4,97 persen atau masuk ke dalam 20 besar negara dengan peringkat inflasi terendah dari 181 negara.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, BPS setiap tahun memantau secara umum pola penyumbang inflasi pada Hari Raya Idulfitri. Sejak tahun 2020 hingga 2022 penyumbang andil inflasi pada hari raya Idulfitri di kompen makanan seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, daging sapi, cabai merah dan minyak goreng.

Untuk mendukung pendataan dalam rangka kebijakan pengendalian inflasi, BPS akan melaksanakan Sensus Pertanian di bulan Juni 2023 dan akan dilakukan berbagai rangkaian konsultasi publik.