Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia membukukan ekspor sebesar 23,5 miliar dolar AS pada Maret 2023.

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan bukuan itu lebih tinggi 9,8 persen jika dibandingkan dengan Februari 2023 yang sebesar 21,3 miliar dolar AS.

“Dalam tiga bulan terakhir, ekspor Indonesia secara month to month (mtm) tertinggi pada periode Maret 2023,” ujarnya kepada awak media, Senin, 17 Maret.

Menurut Imam, seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif dengan komoditas tambang dan lainnya mencatatkan angkat paling tinggi 18,4 persen.

“Peningkatan ekspor terbesar ada di bahan bakar mineral, logam mulia dan permata/perhiasan, bijih logam, besi dan baja, serta mesin dan peralatan mekanik,” tutur dia.

Imam menambahkan, penurunan ekspor terbesar ada di komoditas kendaraan, bahan kimia, nikel, serta mesin dan perlengkapan.

“Meski ekspor kita tumbuh, namun perlu dicatat bahwa ekspor Maret 2023 tumbuhnya lebih rendah dari Maret 2021, dan Maret 2022,” tegasnya.

Adapun, negara tujuan ekspor utama Indonesia masih didominasi ke China dengan nilai 5,6 miliar dolar AS atau setara 25 persen dari pangsa keseluruhan.

Diikuti kemudian oleh ekspor ke Amerika Serikat 1,9 miliar dolar AS atau 8 persen, ke Jepang 1,7 miliar dolar AS atau 8 persen, India 1,7 miliar dolar AS atau 8 persen, dan Malaysia sebesar 930 juta dolar AS atau setara 4 persen.

“Sementara ekspor Indonesia yang mengalami penurunan terdalam pada bulan lalu adalah ke Mesir, Bangladesh, Libia, Belanda, serta Kenya,” ucap dia.

Secara umum, ekspor Maret 2023 yang sebesar 23,5 miliar dolar AS terdiri komoditas nonmigas sebesar 22,2 miliar dolar AS dan komoditas migas 1,3 miliar dolar AS.