Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia berhasil mencetak surplus neraca perdagangan sebesar 2,91 miliar dolar AS pada Maret 2023.

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan bahwa angka itu terbentuk lantaran ekspor RI lebih tinggi dengan 23,50 miliar dolar AS ketimbang impor yang sebesar 20,59 miliar dolar AS.

“Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar 2,91 miliar dolar AS pada Maret 2023,” ujarnya ketika menggelar konferensi pers secara daring pada Senin, 17 Maret.

Imam menjelaskan, bukuan moncer itu ditopang oleh surplus yang terjadi pada neraca komoditas nonmigas.

“Disini kita lihat bahwa neraca nonmigas mengalami surplus sebesar 4,58 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbangnya adalah bahan bakar mineral, lemak minyak nabati/hewani, serta besi dan baja,” tutur dia.

Adapun, komoditas migas mengalami hasil yang bertolak belakang, yakni mengalami defisit dengan nilai sekitar 1,68 miliar dolar AS.

“Untuk migas kita defisit dari komoditas minyak mentah dan hasil minyak,” katanya.

Secara umum, torehan apik bulan lalu kembali memperpanjang rekor surplus RI yang sudah

diraih sepanjang pandemi.

“Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Maret 2023 mengalami surplus 35 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” tegas dia.

Meski mencatatkan kinerja positif, namun perlu diwaspadai tren perlambatan ke depan mengingat surplus Maret lalu yang sebesar 2,91 miliar dolar AS ternyata lebih kecil jika dibandingkan periode Februari yang senilai 5,4 miliar dolar AS.