Biaya Perbaikan Jalur Pantura Tembus Rp6,5 T dalam 6 Tahun Terakhir, Kementerian PUPR Ungkap Alasannya
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut, biaya perbaikan Jalur Pantura dalam kurun waktu enam tahun terakhir telah mencapai Rp6,5 triliun.

Untuk tahun ini, alokasi anggaran perbaikan Jalur Pantura mencapai Rp1,3 triliun.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengungkapkan, alasan di balik besarnya biaya perbaikan Jalur Pantura, salah satunya masih minimnya truk atau kendaraan berat yang melintasi jalan tol.

Berdasarkan catatan Ditjen Bina Marga pada 2021, sebanyak 18,52 persen kendaraan berat melintasi tol. Namun, angka ini menurun pada 2022 menjadi 16,63 persen.

"Ini menjadi problem karena dulu kami berharap bahwa truk akan banyak menggunakan jalan tol, tetapi ternyata jalan favorit truk itu masih jalan non tol. Itu sebabnya kami tetap mengeluarkan biaya preservasi yang cukup besar, yakni mencapai Rp1,3 triliun," kata Hedy dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu, 12 April.

Hedy bahkan menduga permasalahannya terletak pada besaran tarif tol. Akan tetapi, menurut dia, ada masalah lain yang membuat sopir truk enggan melintasi jalan tol.

"Kami dulu sudah pernah melakukan pemotongan besar-besaran sesuai perintah Presiden Jokowi sampai Rp1.000 per km, tetapi rupanya ada faktor-faktor lain di samping masalah tarif, saya kira terkait masalah truk ini," ujarnya.

Kondisi serupa juga terlihat pada catatan proporsi kendaraan yang melintasi jalur tersebut secara keseluruhan. Rata-rata proporsi kendaraan yang melewati Jalur Pantura mencapai 80,19 persen pada 2021 dan meningkat hingga 80,57 persen pada 2022.

"Jadi, yang lewat tol untuk total kendaraan sekitar 20 persen, dan 20 persen ini hampir seluruhnya lalu lintas yang sifatnya jarak jauh," ucap Hedy.

Sebelumnya, Kementerian PUPR menyebut, kemantapan jalan di Jalur Pantai Utara (Pantura) sudah mencapai 96,15 persen.

Hal ini menandakan, sekitar 4 persen dari keseluruhan panjang jalan atau sekitar 60-70 km dari jalan tersebut dalam kondisi bermasalah alias rusak.

Adapun Jalur Pantura yang dimaksud Bina Marga adalah jalan mulai dari Merak sampai ke Banyuwangi, dengan total panjang 1.716 Km.