Bagikan:

JAKARTA - Kementerian PUPR mencatat, kondisi kemantapan jalan di Pantura Jawa Tengah mengalami penurunan signifikan, pada tahun ini.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, kondisi kemantapan Jawa Tengah mengalami penurunan hingga sekitar 8 persen.

"Kami laporkan kondisi Pantura untuk Jawa Tengah memang agak drop, dari kemantapannya 97 persen dan saat ini adalah 89 persen," ujar dia dalam RDP dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu, 12 April.

Hedy menyebut, ada sejumlah permasalahan yang terjadi di Pantura Jawa Tengah, sehingga memperburuk kondisi kemantapan jalan di daerah tersebut.

"Kalau kami lihat permasalahan-permasalahan Jawa Tengah atau Pantura secara umum itu karena sejumlah kerusakan sering terjadi dan mudah berulang, yakni adanya daerah yang sering kena banjir, umpamanya adalah di Jawa Tengah," ujar dia.

Dirjen Bina Marga itu mengatakan, salah satu daerah yang masih menjadi fokus Kementerian PUPR adalah wilayah Plelen yang terletak di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

"Fokus kami saat ini adalah di Plelen. Plelen itu juga daerahnya sering kena banjir yang sifatnya lokal. Kemudian, Pantura Semarang-Demak itu legend, saya kira karena itu daerah rob," ucap Hedy.

Tak sampai di situ, Hedy juga menyebut, pihaknya sedang mengerjakan Pantura di daerah Batangan, Kudus, Lingkar Kudus, dan Pati, yang memang keseluruhan daerah tersebut merupakan kawasan langganan banjir, hingga saat ini.

"Itu memang juga daerah yang langganan banjir dan itu jadi problem karena banjirnya enggak selesai, dan kami tahu bahwa jalan itu sangat sensitif terhadap kondisi yang basah," ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Hedy, pihaknya tidak bisa menampik bahwa anggaran untuk perbaikan kondisi kemantapan jalan di Pantura Jawa Tengah menjadi yang terbesar dari daerah yang lainnya.

"Kalau kami lihat dari alokasi anggaran, (anggaran) untuk Jawa Tengah memang kami tingkatkan Rp543 miliar di tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ini adalah alokasi yang tertinggi di enam tahun terakhir," pungkasnya.