JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan tiga langkah untuk mengembangkan amonia sebagai salah satu langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto mengatakan, langkah pertama adalah kolaborasi dan kerja sama dengan beberapa pelanggan pemilik teknologi, di mana Pupuk Indonesia sudah mulai menjalankan melalui kerja sama dengan TOYO Engineering Corporation hingga Mitsui & Co Ltd.
"Kami punya kerja sama dengan TOYO dan perusahaan lainnya seperti Mitsui karena mereka sudah memiliki teknologi, sedangkan Pupuk Indonesia memiliki sarana prasarana yang diperlukan," kata Nugroho dikutip dari Antara, Senin, 3 April.
Langkah kedua adalah dengan melakukan kolaborasi bersama pelaku industri untuk mengatasi kebutuhan bersama.
Kolaborasi itu bisa dilakukan dengan cara saling bertukar produk yang dibutuhkan oleh masing-masing.
"Contohnya apa yang bisa ditukarkan dengan produk kita. Jadi dalam saat yang sama kita bisa mematuhi sasaran dekarbonisasi," kata Nugroho.
Langkah terakhir adalah pentingnya kolaborasi antarekosistem yang lebih luas. Misalnya, melalui kerja sama dengan beberapa perusahaan di lintas sektor seperti kelautan hingga energi.
"Ketiga kolaborasi antarekosistem yang lebih luas. Saya meyakini kami tidak bisa menghindari bahwa amonia akan menjadi sumber energi masa depan dan akan dikonsumsi bukan hanya yang kita ketahui sekarang, tapi dalam industri maritim dan sebagainya," ujar Nugroho.
BACA JUGA:
Melalui tiga langkah tersebut, diharapkan penggunaan amonia bisa semakin masif di berbagai bidang, sehingga bisa membantu pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pada akhirnya, target Net Zero Emission pada tahun 2060 bisa tercapai.
"Jadi kami berusaha untuk mengurangi mendekarbonisasi apa yang sudah kami miliki dari pabrik amonia kami, dari pembangkit listrik kami dan juga fasilitas lain yang mengeluarkan emisi rumah kaca," kata Nugroho.
Executive Officer/Division Director of Solution Business Toyo Engineering Corp Eiji Sakata mengatakan, Toyo siap membantu Pupuk Indonesia dan pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Oleh karena itu, Toyo menjalin kerja sama dengan Pupuk Indonesia untuk membangun pabrik di Indonesia untuk memproduksi amonia.
"Punya ketertarikan dan peluang besar untuk memasuki bidang amonia. Untuk TOYO, kegiatan kami pada produk amonia hijau dan biru," katanya pula.
Managing Executive Officer IHI Corporation Nobuhiko Kubota mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk ikut serta dalam memecahkan permasalahan emisi gas rumah kaca.
Oleh karena itu, IHI telah menyiapkan rantai pasok amonia dari mulai hulu hingga ke hilir.
Meski ada beberapa tantangan berkaitan dengan teknologi, IHI akan secara konsisten melakukan produksi amonia hijau.
Sementara di hilir, IHI juga memikirkan mengenai penggunaannya.
Di hilirnya penggunaan amonia dan memasukkan amonia ke turbin gas dengan 2 mw.
Untuk maritim kami sedang berusaha untuk membuat industri maritim, dan baru-baru ini di Jepang menggunakan amonia sebagai industri penempaan baja dan sebagainya," kata Nobuhiko.
Sementara itu, Business Development Director Southeast Asia & Australia KBR Inc Roy Daroyni mengatakan, amonia bisa dijadikan salah satu solusi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.
Mengingat, amonia bisa digunakan menjadi banyak sekali sumber energi termasuk transportasi.
"Jadi kenapa menggunakan amonia sebagai bahan bakar, karena amonia dapat mengurangi emisi karbon dioksida dan kita bisa melanjutkan penggunaan aset-aset yang sudah ada. Jadi kita berusaha berfokus untuk mencapai hal tersebut melalui amonia bersih," kata Roy pula.