Bagikan:

JAKARTA - PT VKTR Teknologi Mobilitas, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menjajaki potensi pengembangan energi angin dan gas sebagai upaya transisi energi sekaligus mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik buatannya.

Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi Wahju Setijono mengatakan, saat ini pihaknya telah berhasil menjual 52 unit bus listrik untuk TransJakarta.

“Sekarang ini yang jadi isu apakah EV itu sama saja dengan memindahkan emisi karbon ke pelosok karena sumber listriknya masih batu bara? Maka yang coba kami lakukan adalah melihat potensi yang selama ini tidak terlalu serius dipikirkan. Misalnya angin, dalam lima tahun ke depan kami berencana membangun 5 GW powerplant yang basisnya angin,” katanya dalam dalam webinar "Strategi Mencapai Target Investasi 2023 dengan Mendorong Hilirisasi", dikutip dari Antara, Rabu 29 Maret.

Gilarsi menjelaskan pembangkit angin itu akan dikombinasikan bersama energi dengan emisi karbon rendah seperti gas.

“Kami sudah coba untuk bangun lagi satu tempat di mana kami punya sumur gasnya sehingga angin dan gas bisa kami combine (kombinasikan) dan menghasilkan energi yang lebih hijau. Tidak sepenuhnya hijau tapi lebih hijau,” imbuhnya.

Gilarsi menuturkan komitmen untuk beralih ke energi baru terbarukan sejalan dengan komitmen induk perusahaan, BNBR, untuk mengalihkan 80 persen emisi gas buang menjadi lebih hijau.

“Di grup kami punya komitmen, waktu berumur 80 tahun kami menyadari gas buang mencapai 80 persen hidrokarbon, pada saat grup berusia 100 tahun harus bergeser 80 persennya green (hijau),” katanya.

VKTR sendiri telah memulai melakukan elektrifikasi transportasi sejak 2018 dengan memperkenalkan bus listrik di perhelatan Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group di Bali. Bus listrik tersebut merupakan produk otomotif yang dikembangkan BNBR bekerja sama dengan BYD Auto.