Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu daya saing industri otomotif di Indonesia, salah satunya melalui penciptaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dengan menyelenggarakan pendidikan vokasi di Politeknik STMI Jakarta.

Guna mencapai sasaran tersebut, langkah yang sudah direalisasikan Kemenperin adalah melakukan penandatanganan kerja sama antara Politeknik STMI Jakarta dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

"Peran asosiasi dan industri dalam mendukung pendidikan vokasi sangat diperlukan dalam keberhasilan membangun SDM industri yang unggul. Oleh karena itu, BPSDMI sangat menyambut gembira atas penandatangan kerja sama antara Yayasan Dharma Bhakti Astra dan Politeknik STMI Jakarta," ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan di Jakarta, pada Senin, 27 Maret.

Kolaborasi ini berupa penyelenggaraan pendidikan regular atau non-reguler (Setara D1), penempatan mahasiswa prakerin dan dosen industri, serta pengembangan kurikulum.

"Ada pula kerja sama penelitian berupa penelitian terapan yang dilakukan oleh dosen dan atau mahasiswa sesuai dengan persoalan yang dihadapi oleh industri saat ini," kata Arus.

Kepala BPSDMI Arus berharap, sinergi ini dapat dikembangkan dengan unit kerja lainnya di lingkungan BPSDMI, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Balai Diklat Industri (BDI). "Apalagi, YDBA memiliki sekitar 12 ribu industri dan UMKM binaan yang sebagian UMKM bergerak pada sektor otomotif," ucap dia.

Sebagai langkah awal, kegiatan kerja sama ini dimulai dengan membentuk Program Pengabdian Masyarakat pada lingkungan industri kecil di Tegal.

Terdapat sejumlah dosen Politeknik STMI Jakarta yang telah ditugaskan untuk melakukan observasi permasalahan yang dihadapi oleh UMKM terkait dengan peningkatan daya saing UMKM otomotif.

Kegiatan ini akan melibatkan lima program studi, di antaranya Teknik Industri Otomotif, Teknik Kimia Polimer, Sistem Informasi Industri Otomotif, Teknologi Rekayasa Otomotif, dan Administrasi Bisnis Otomotif.

Sementara itu, Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala mengatakan, kolaborasi ini dapat meningkatkan kompetensi UMKM dan mendukung kemandirian UMKM. Dia juga berharap kolaborasi ini dapat menjadi pilot project pembinaan UMKM yang melibatkan perguruan tinggi.

"Sehingga ke depan akan semakin banyak lagi perguruan tinggi di Indonesia yang dapat mendukung peningkatan kompetensi UMKM dan mengantarkan UMKM Indonesia menuju kemandiriannya," tandasnya.

Sekadar informasi, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 12.313 UMKM di bidang manufaktur, bengkel, kerajinan dan kuliner, serta pertanian, hingga akhir 2022. YDBA secara tidak langsung juga telah menciptakan 72.465 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasi.