Tingkatkan Daya Saing Industri Otomotif, Kampus Kemenperin Siap Cetak SDM Unggul
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan. Foto: Dok. Kemenperin

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong daya saing industri otomotif di Indonesia, salah satunya dengan upaya strategis penciptaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.

Selama ini, industri otomotif diketahui manjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Kekuatan industri otomotif nasional, khususnya beroda empat atau lebih, saat ini didukung oleh 23 perusahaan dengan total kapasitas mencapai 2,35 juta unit per tahun.

Di samping itu, penyerapan tenaga kerja langsung di industri otomotif nasional telah mencapai 38 ribu orang, serta penyerapan lebih dari 1,5 juta tenaga kerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut, termasuk di sektor industri kecil dan menengah (IKM) bidang komponen.

"Untuk menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten bagi sektor industri, Kemenperin turut hadir berkontribusi melalui unit pendidikan vokasi yang dimiliki, dari SMK, Akademi Komunitas, hingga Politeknik. Adapun untuk SDM di industri otomotif, ada Politeknik STMI Jakarta yang berfokus pada sektor tersebut," ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Selasa, 27 Juni.

Masrokhan menyebut, Politeknik STMI Jakarta memiliki lima program studi yang berkaitan dengan bidang industri otomotif, yakni program studi Teknik Industri Otomotif (TIO), Sistem Informasi Industri Otomotif (SIIO), Teknik Kimia Polimer (TKP), Administrasi Bisnis Otomotif (ABO), dan Teknologi Rekayasa Otomotif (TRO).

Untuk mencetak SDM industri otomotif yang berdaya saing, Politeknik STMI Jakarta memperkuat kemitraan dengan industri terkait.

"Kami (BPSDMI) fokus mendorong transformasi kelembagaan unit pendidikan vokasi agar selaras dengan perkembangan sektor industri. Dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut, Politeknik STMI Jakarta membutuhkan peran dan kerja sama dari industri di sektor otomotif," ucap Masrokhan.

Sementara itu, Direktur Politeknik STMI Jakarta Mustofa mengatakan, kegiatan temu industri ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi, mendapatkan feedback atau timbal balik dari industri mengenai program Praktek Kerja Industri (Prekerin) yang telah atau akan berjalan di masing-masing perusahaan.

"Kerja sama dan kolaborasi dengan dunia industri dapat diwujudkan dalam bentuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri, pemagangan/Prakerin, penempatan lulusan, sertifikasi kompetensi dan evaluasi program," tuturnya.

Dalam rentang waktu Januari sampai dengan April 2023, Politeknik STMI Jakarta telah bekerja sama dengan 82 perusahaan otomotif dan pendukungnya untuk menempatkan 253 mahasiswa Prakerin angkatan 2020 di wilayah Jabodetabek, Karawang dan Bandung.

Pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Politeknik STMI Jakarta dengan PT Fuji Technica Indonesia, PT Asano Gear Indonesia, PT Akebono Brake Astra Indonesia, dan Inline Group.

"Saya sampaikan apresiasi dan penghargaan kepada para pimpinan perusahaan, HR Division, dan para pembimbing di perusahaan. Semoga menguatkan kemitraan antara Politeknik STMI Jakarta dengan industri untuk menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten dan berdaya saing global," imbuhnya.