Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menyebut, sistem transaksi tol non-tunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) dapat menekan kerugian macet hingga lebih dari Rp4 triliun.

"(Kerugian macet) kalau pakai MLFF hingga Rp4,2 triliun, itu dengan perhitungan 40 ruas (jalan tol) pada waktu lelang itu ditetapkan," kata Kepala BPJT Danang Parikesit di Jakarta, Senin, 20 Maret.

Danang menyebut, angka tersebut merupakan sementara dan tidak menutup kemungkinan akan kembali bertambah.

"Ini ruasnya nambah terus, jadi semakin banyak ruas pasti manfaat yang kami peroleh makin besar," ujarnya.

Menurut dia, pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap jumlah ruas tol yang bakal diterapkan MLFF dari semula hanya sebanyak 40 kini menjadi 71 ruas jalan tol.

"Lelang itu, kan, sekitar tahun lalu. Jadi, sekali lagi semakin besar (total ruas tol) manfaatnya makin tinggi, karena perhitungan awal itu hanya 40 ruas yang kami perhitungkan, sekarang menjadi 71 ruas," pungkasnya.

Sebelumnya, BPJT Kementerian PUPR sudah menyebutkan, ada enam ruas tol yang akan diuji coba MLFF, di antaranya Jagorawi, Jakarta-Cikampek, Dalam Kota, Jakarta Outer Ring Road (JORR) termasuk Ulujami-Pondok Aren-Serpong, Bali-Mandara, dan Balikpapan-Samarinda.

BPJT berencana melakukan uji coba transisi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) pada 1 Juni 2023 di Tol Bali Mandara.

Pemilihan Tol Bali Mandara telah melalui proses diskusi, mempertimbangkan bahwa ruas tol ini belum terlalu padat, sehingga akan lebih mudah dilakukan pengawasan untuk memastikan semua sistem nantinya berjalan dengan baik.

Dengan MLFF, maka sistem transaksi tol akan lebih cepat karena pengguna tidak perlu lagi berhenti untuk menempelkan kartu elektronik, sehingga dapat mengurangi antrean di gerbang tol. Selain itu, MLFF membuat biaya operasional pengumpulan tol semakin efisien.