Hadapi Anomali Perubahan Iklim, Pemerintah Kabupaten Magetan Uji Coba Tanam Padi 400
Bupati Magetan Suprawoto bersama perwakilan Forkopimda Magetan dan jajaran pemda setempat melakukan pencanangan uji coba Indeks Pertanaman (IP) padi 400 atau penanaman empat kali setahun. (Dok. ANTARA)

Bagikan:

MAGETAN- Pemerintah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, sedang melakukan uji coba Indeks Pertanaman (IP) Padi 400, yaitu penanaman padi empat kali setahun, guna meningkatkan produksi padi dan mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan. 

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPH PKP) Magetan Uswatul Chasanah di Magetan, Sabtu, mengatakan uji coba dilakukan di lahan sawah seluas 2 hektare di Desa Krowe Kecamatan Lembeyan. Dan pencanangan penanaman telah dilakukan oleh Bupati Magetan Suprawoto bersama perwakilan Forkopimda pada Jumat, 17 Maret.

"Program IP Padi 400 ini menindaklanjuti program dari Kementerian Pertanian tentang upaya meningkatkan stok beras nasional agar semakin tangguh menghadapi imbas pandemi COVID-19 dan perubahan iklim," ujar Uswatul Chasanah.

Pemilihan lokasi uji coba di Desa Krowe didasarkan pada beberapa faktor seperti pH tanah yang netral dan irigasi air yang terus mengalir sepanjang tahun. Diharapkan dengan pemberian pupuk kompos yang tepat dan pembinaan yang baik, sawah dapat ditanami hingga empat kali panen.

Pihaknya berharap bahwa uji coba IP Padi 400 di Desa Krowe dapat berhasil dan meningkatkan produktivitas padi di Magetan. Jika berhasil, program ini akan menjadi percontohan dan diterapkan di persawahan lainnya di Magetan.

Program IP Padi 400 merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menghadapi perubahan iklim dan menjaga persediaan pangan dengan meningkatkan Indeks Pertanaman Padi menjadi 400. Program ini menggunakan terobosan teknologi melalui dukungan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Dalam konsep IP Padi 400, di lahan sawah yang memiliki irigasi sepanjang tahun, dapat dilakukan penanaman padi selama empat kali dalam satu tahun. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi beras sehingga Indonesia bisa mencapai swasembada pangan dan tidak perlu lagi impor beras. Selain itu, program ini dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya air dan sinar matahari di sektor pertanian.