Silicon Valley Bank Sebut Awal Kejatuhannya dari Transaksi Merugikan dengan Goldman Sach
Ilustrasi Dolar AS (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Silicon Valley Bank Financial Group buka suara akan kejatuhannya baru-baru ini. Pasalnya, ada keikutsertaan Goldman Sachs Group Inc yang membuat bank tersebut bangkrut.

SVB Financial Group menyatakan bahwa Goldman Sachs Group Inc mengakuisisi obligasi yang membukukan kerugian 1,8 miliar dolar AS atau Rp27,68 triliun (kurs Rp15.380 per dolar AS). Transaksi tersebut membuat kejatuhan pada SVB.

Melansir Reuters, Rabu, 15 Maret, kerugian portofolio tersebut membuat SVB harus menjual sahamnya senilai 2,25 miliar dolar AS minggu lalu dengan menggunakan Goldman Sachs sebagai penasihatnya.

Namun, peningkatan modal digagalkan karena deposan melarikan diri. Hal ini membuat investor khawatir SVB akan membutuhkan lebih banyak modal.

Portofolio SVB yang dijual ke Goldman Sachs pada 8 Maret sebagian besar merupakan surat utang Departemen Keuangan AS dengan nilai buku 23,97 miliar dolar AS. Namun, transaksi dilakukan dengan harga yang dinegosiasikan dan menghasilkan pendapatan bank sebesar 21,45 miliar dolar AS.

SVB menjadi bank terbesar yang bangkrut sejak krisis keuangan 2008. Maka hal ini langsung diambil alih oleh regulator AS pada hari Jumat.

Pembelian portofolio obligasi Goldman Sachs ditangani oleh divisi yang terpisah dari unit yang menangani penjualan saham SVB, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Jacob Frenkel, ketua investigasi pemerintah dan praktik penegakan sekuritas di firma hukum Dickinson Wright, mengatakan pengaturan seperti itu untuk menangani konflik kepentingan adalah tipikal di bank-bank besar.