Bagikan:

JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kedatangan investor baru dari Singapura untuk proyek smelter di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara yang dipegang oleh PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI).

Adapun perusahaan Singapura tersebut adalah Huaqi Pte. Ltd dengan penyertaan modal ke KNI. Adapun Huaqi telah mengambil bagian secara penuh atas penerbitan 764 ribu saham baru di KNI.

Mengutip keterbukaan informasi, Senin, 13 Maret, nominal yang dikeluarkan Huaqi sebesar Rp764 miliar untuk melakukan penyertaan modal di KNI.

Sementara itu, komposisi yang dipegang oleh Vale Indonesia sebanyak 191 ribu saham. Adapun besarannya mencapai Rp191 miliar.

Proyek Blok Pomalaa telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional dengan menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL) Huayou untuk menghasilkan hingga 120.000 ton nikel per tahun.

Blok HPAL Pomalaa ditargetkan untuk menghasilkan produk yang disebut Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang dapat diolah lebih lanjut menjadi material yang cocok untuk baterai kendaraan listrik (EV).

Blok HPAL Pomalaa dan produk-produknya diharapkan dapat terus mewujudkan komitmen PT Vale untuk berkontribusi pada inisiatif elektrifikasi dan

dekarbonisasi global dan Indonesia.

Sebelumnya, PT PT Vale Indonesia Tbk (INCO) bersama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) pada Minggu, 27 November 2022 melaksanakan groundbreaking sebagai tanda dimulainya pengembangan proyek Blok Pomalaa di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Proyek ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia (“KNI”). Total paket investasi untuk pabrik HPAL dan tambang diperkirakan mencapai Rp67,5 Triliun dan akan melibatkan sekitar

12.000 lapangan kerja untuk konstruksi.