JAKARTA - Indonesia menggencarkan peluang investasi dan perdagangan melalui penyelenggaraan Indonesian Invesment Forum in Dubai (IIFD) 2023 di Dubai, Uni Emirat Arab.
"IIFD bertujuan membuka kesempatan untuk menarik foreign direct investment (FDI) sekaligus memperluas pasar bagi produk berorientasi ekspor," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam keterangan resmi, dikutip dari Antara, Jumat 10 Maret.
Rangkaian IIFD 2023 diselenggarakan oleh BI bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Dubai, Kedutaan RI di Abu Dhabi, Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC)-Kementerian Investasi RI, dan Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC)-Kementerian Perdagangan RI pada 8 Maret 2023.
Dalam kegiatan itu, Perry menyampaikan tiga alasan penting mengapa investor mancanegara harus berinvestasi di Indonesia dibandingkan di negara lain. Pertama, Indonesia memiliki kinerja ekonomi terbaik pascapandemi. Fundamental ekonomi Indonesia tergolong kuat dengan akselerasi digitalisasi yang optimal.
"Perekonomian Indonesia lebih stabil dalam moneter dan keuangan, hal ini baik untuk investasi," ujarnya.
Kedua, kuatnya kebijakan ekonomi nasional. Indonesia sebagai leading economic reform memiliki kepemimpinan kuat pada kebijakan pemerintah, termasuk koordinasi baik antara fiskal dan moneter sehingga anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Indonesia relatif optimal meredam shock yang mendera ekonomi. Hal itu akan mempermudah investasi dan perdagangan.
Lebih lanjut, terdapat transformasi struktural sektor riil yang terus didorong pemerintah untuk pengembangan hilirisasi pertambangan dan agrikultur, ekonomi hijau dan inklusif.
Ketiga, BI mendukung investasi dengan kebijakan berupa baruan kebijakan yang prostabilitas dan propertumbuhan untuk mendukung iklim investasi yang baik.
Contoh implementasi kebijakan tersebut adalah insentif terkait kebijakan perbankan untuk pembiayaan sektor prioritas, pengembangan dan digitalisasi UMKM, dan pembayaran yang semakin mudah dengan integrasi, interopabilitas, dan interkoneksi.
Ke depan, transaksi pembayaran antarnegara akan semakin mudah baik melalui cross border payment, local currency transaction dan rupiah digital.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis mengatakan bahwa UAE merupakan rekan penting Indonesia baik dalam keagamaan, kesehatan, konservasi, mangrove, kultur dan ekonomi termasuk investasi, perdagangan dan keuangan.
Nilai investasi UAE di Indonesia telah mencapai 4,5 miliar dolar AS dan ditargetkan mencapai 20 miliar dolar AS di 2030. Komitmen investasi terus berjalan yang meliputi sejumlah sektor di antaranya telekomunikasi, biotermal, panel surya, minyak dan gas sebagai FDI yang signifikan untuk Indonesia.
"Kita percaya bahwa hal yang terpenting dalam momentum ini adalah bagaimana menindaklanjutinya," ujarnya.
Lebih lanjut, terdapat empat proyek yang berpeluang mendapatkan investasi dari investor Timur Tengah, yaitu Agro Techno Park di Garut sebagai pusat pengembangan agrikultur sekaligus obyek wisata edukatif dan Special Economic Zone (SEZ) in Health-Tourism di Bali yaitu kawasan terintegrasi untuk keperluan medis sekaligus pariwisata.
BACA JUGA:
Kemudian, ada proyek Wado Hydro Electric Powerplant merupakan PLTA Sungai Cimanuk, Wado, berkapasitas 50 MW yang merupakan proyek strategis nasional (PSN), dan Wind Power Plant Tolo 2 yaitu pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas 72 MW di Janeponto, Sulawesi Selatan.
Keempat proyek yang tergolong ekonomi berkelanjutan tersebut sebelumnya dikurasi oleh BI, IIPC Abu Dhabi. Proyek tersebut melakukan pameran dan presentasi langsung kepada calon investor, dan diharapkan turut mendorong ekonomi hijau dan berkelanjutan demi masa depan bumi yang lebih baik.
IIFD menawarkan sejumlah kegiatan yang memasarkan potensi Indonesia, di antaranya presentasi beberapa Investment Project Opportunities (IPRO), Indonesian Night in Dubai yang meliputi IN2MOTION FEST (modest fashion show), malam dan pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia termasuk binaan BI.