JAKARTA - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso optimis pertumbuhan ekonomi nasional di 2023 akan tetap terjaga di tengah perlambatan ekonomi global dengan memanfaatkan bonus demografi.
Dengan puncak bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini dan hanya dapat dirasakan satu kali dalam setiap sejarah suatu bangsa, pemerintah mendorong untuk memanfaatkan kesempatan tersebut agar dapat keluar dari middle income trap dan menjadi negara berpendapatan tinggi.
"Kita harus menurunkan tingkat kemiskinan dengan berbagai program yang sedang kita jalankan, serta meningkatkan kualitas SDM,” kata Susiwijono dalam Rapat Kerja Teknis PROPAM POLRI 2023 di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat 3 Maret.
Selain itu, pemerintah juga optimis ekonomi akan tetap tangguh di tengah-tengah resiko perlambatan global karena pencabutan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diharapkan meningkatkan mobilitas masyarakat.
Di samping itu, investasi global yang masuk berpotensi naik, apalagi dengan berbagai program hilirisasi komoditas SDA.
BACA JUGA:
"Presiden Jokowi terus mendorong hilirisasi sumber daya alam, pelarangan ekspor sumber daya alam, surplus neraca pembayaran dan neraca perdagangan, memanfaatkan bonus demografi, digitalisasi. Kemudian Undang-Undang Cipta Kerja yang sedang kita dorong sekarang ini,” katanya.
Adapun, dalam memitigasi transmisi dari kenaikan harga komoditas global, pemerintah melakukan berbagai extra effort pengendalian inflasi dalam forum Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui strategi kebijakan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
"Inflasi kita kontribusi terbesar dari pangan. Karena itu, teman-teman seluruh K/L dan dari Kepolisian sebagai salah satu yang ada di Tim Pengendalian Inflasi Nasional, bersama-sama dengan Pemda mengontrol pengendalian inflasi sebagai salah satu kunci untuk pertumbuhan ekonomi kita," imbuhnya.