Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menghadiri Forbes Global CEO Conference 2023 di Singapura usai kunjungannya ke KTT G20 India. Dalam kesempatan itu, Menkeu membahas sejumlah topik antara lain terkait kondisi perekonomian terkini hingga artificial intelligence (AI).

"Sebelum kembali ke Tanah Air, pagi ini saya singgah di Singapura. Kali ini, untuk memenuhi undangan menghadiri agenda menghadiri Forbes Global CEO Conference 2023," ujarnya seperti yang dilansir laman resmi, dikutip Selasa, 12 September.

Dalam sesi diskusi yang dimoderatori oleh Rich Karlgaard (Futurist & Editor-at-Large Forbes Media), Menkeu berbincang mengenai situasi ketidakpastian di bidang geopolitik, suku bunga, hingga perjanjian dagang antar negara. Menurutnya, para pemimpin di dunia harus aktif mengatasi berbagai permasalahan tersebut.

"Untuk menghadapinya, para pemimpin dunia harus aktif di dalam forum diskusi, termasuk dalam mengatasi perubahan iklim. Mulai dari forum tingkat tinggi seperti COP hingga beragam diskusi lain terkait bagaimana kita dapat saling membangun kapasitas serta berbagi pengetahuan dan juga sumber daya untuk menahan dampak perubahan iklim," tuturnya.

Bendahara negara juga memaparkan tentang perekonomian Indonesia yang memiliki daya tahan di tengah terjangan badai krisis. Bahkan, ekonomi RI konsisten tumbuh di atas 5 persen dalam kurun waktu 7 kuartal terakhir.

"Saya juga jelaskan, Indonesia termasuk negara yang beruntung karena perekonomian kita cukup resilien dan terjaga di tengah badai krisis. Pertumbuhan perekonomian kita konsisten berada di atas 5 persen (bahkan tumbuh 5,17 persen di kuartal lalu),” katanya.

Menkeu menambahkan, dua topik yang mendapat sorotan di Indonesia dan dunia yaitu mengenai bonus demografi dan artificial intelligence. Disebutkan jika dua hal tersebut harus ditangani secara berhati-hati agar dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

"Saya juga sampaikan kepada Karl mengenai dua topik yang cukup disorot Indonesia dan dunia, bonus demografi dan AI. Dua hal yang sama-sama harus ditangani secara berhati-hati, supaya dapat membawa lebih banyak manfaat bagi bangsa," tutup dia.