JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengkonfirmasi bahwa pemerintah tetap optimistis dalam menjalankan aktivitas perekonomian di tahun ini namun tetap mengedepankan prinsip kewaspadaan dan kehati-hatian.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu ketika menjawab pertanyaan wartawan. Menurut dia, proyeksi perlambatan ekonomi global yang disertai ancaman resesi tidak akan menimbulkan dampak sedalam perkiraan awal.
“Perekonomian pada 2023 diyakini tidak akan seburuk perkiraan sebelumnya,” ujar dia melalui saluran virtual pada Rabu, 22 Februari.
Untuk diketahui, salah satu faktor penting yang menjadi penopang perekonomian dunia ke depan adalah dibukanya kembali aktivitas produktif di China selepas pelonggaran kebijakan zero covid policy.
“Namun tetap kewaspadaan ini menjadi poin yang harus terus kita pertahankan,” tutur Febrio.
BACA JUGA:
Sinyal positif tergambar dari realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang membukukan surplus sebesar Rp90,8 triliun di Januari 2023. Nilai tersebut setara dengan 0,43 persen dari produk domestik bruto (PDB).
“Pelaksanaan APBN 2023 memang sejauh ini sangat baik, dan itu tidak terlepas dari tren pertumbuhan ekonomi kita yang juga masih sangat baik,” tegas dia.
Sebagai informasi, tanda perekonomian yang lebih cerah sebelumnya telah ditangkap oleh Bank Indonesia (BI). Otoritas moneter diketahui melakukan revisi ke atas pertumbuhan ekonomi RI dari sebelumnya sekitar 4,9 persen menjadi 5,1 persen di tahun ini.