JAKARTA - Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Khoush Heikal Azad mengatakan alat kesehatan dan kesehatan menjadi prioritas kerja sama antara Iran dan Indonesia.
“Di bidang alat kesehatan dan di bidang kesehatan, kami telah bekerja sangat keras. Kami memiliki telemedicine Iran yang tersedia di puskesmas. Kami juga punya operasi telerobotic di dua rumah sakit, nanti akan bertambah menjadi 10,” kata Azad saat peringatan 44 tahun kemenangan Republik Islam Iran di Jakarta, dikutip dari Antara, Sabtu 11 Februari.
Dia mengatakan bahwa Iran memiliki peralatan medis lain yang akan dinegosiasikan dan mudah-mudahan akan segera diimplementasikan di Indonesia.
Azad menambahkan bahwa kerja sama Iran-Indonesia, sebagai sesama anggota gerakan non-blok dengan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif dari tekanan pihak lain, sangatlah penting.
Secara global, kedua negara telah saling mendukung di berbagai forum internasional dan dalam isu-isu HAM, yang telah digunakan sebagai alat politik, atau dalam isu kesepakatan nuklir JCPOA, kata dia.
Mengenai keketuaan Indonesia di ASEAN, Azad mengatakan bahwa Indonesia dan Iran dapat menjalin kerja sama antara dua institusi, yaitu ASEAN dan ECO (Economic Cooperation Organization).
“Saya yakin ini sangat bermanfaat bagi dua kawasan,” kata Azad.
ECO adalah organisasi antarpemerintah di Asia di bidang politik dan ekonomi yang didirikan pada 1985 di Teheran oleh para pemimpin Iran, Pakistan, dan Turki.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa Iran merupakan mitra yang luar biasa bagi Indonesia.
BACA JUGA:
“Indonesia dan Iran berada pada level persahabatan sehingga kita dapat secara terbuka dan terus terang membicarakan isu-isu sensitif, seperti dialog bilateral tentang perempuan dan anak-anak,” kata Budi.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.
Pada 11 Februari 2023, Iran merayakan peringatan 44 tahun kemenangan Republik Islam Iran. Kemenangan itu diraih setelah gelombang protes yang menurunkan dinasti Pahlevi dan pendirian Revolusioner Islam yang dipimpin oleh Imam Khomeini.