Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) secara grup meraup laba bersih senilai RP51,4 triliun atau tumbuh 67,15 persen secara year on year (yoy).

Selain itu, total aset juga tercatat tumbuh double digit sebesar 11,18 persen yoy menjadi Rp1.865,64 triliun.

"Alhamdulillah, bersama Untung dan Slamet, BRI berhasil melayani 34 juta usaha mikro, BRI mencetak laba Rp51,4 triliun," ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja di Jakarta, Rabu, 8 Februari.

Sunarso melanjutkan, keberhasilan BRI Group dalam mencatatkan rekor laba tersebut tak lepas dari strategic response yang tepat.

Adapun kunci keberhasilan BRI dalam menjaga bottom line kinerja perusahaan antara lain keberhasilan BRI dalam melakukan efisiensi.

Sunarso bilang, BRI berhasil melakukan efisiensi utamanya melalui menekan biaya dana (cost of fund) melalui perbaikan funding structure peningkatan dana murah (CASA).

CASA BRI tercatat meningkat signifikan menjadi 66,70 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 63,08 persen.

"Hal ini berdampak pada penurunan biaya dana bank only, dari 2,05 persen pada akhir 2021 menjadi 1,87 persen di akhir tahun 2022," imbuh Sunarso.

Keberhasilan efisiensi juga tercermin dari rasio BOPO, CER dan CIR yang membaik dibandingkan periode sama tahun lalu. BOPO tercatat 69,10 persen, semakin baik dibandingkan BOPO pada akhir 2021 sebesar 78,54 persen.

Sementara itu, rasio cost efficiency ratio (CER) juga tercatat semakin membaik dari 50,25 persen di akhir 2021 menjadi 48,16 persen di akhir 2022 dan cost to income ratio (CIR) semula 48,56 persen menjadi 47,38 persen, yang artinya semakin efisien.

Di samping itu, lanjut dia, membaiknya kualitas kredit yang disalurkan memberikan dampak positif terhadap efisiensi yang dilakukan oleh perseroan.

Dampaknya, BRI berhasil menurunkan cost of credit dari 3,78 persen di akhir 2021 menjadi 2,55 persen pada akhir 2022.

Sunarso menambahkan, faktor Kedua yang memberikan kontribusi besar terhadap kinerja perseroan yakni pendapatan berbasis komisi atau fee based income tumbuh double digit yang merupakan buah dari transformasi digital.

Pendapatan berbasis komisi memberikan kontribusi yang masif terhadap kinerja BRI secara keseluruhan.

"Di mana, pada akhir Desember 2022 BRI berhasil menghimpun pendapatan berbasis komisi senilai Rp18,80 triliun atau tumbuh 10,16 persen yoy, sehingga fee to income ratio mencapai 11,37 persen," pungkas Sunarso.