Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat volume transaksi agen BRILink sepanjang 2022 sebesar Rp1.297 triliun atau hampir mencapai Rp1,3 kuadriliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, besarnya transaksi yang dilakukan secara semi-konvensional ini terjadi di tengah fokus proses bisnis BRI menuju digitalisasi.

Kendati demikian, masyarakat di daerah juga masih banyak yang melakukan transaksi secara konvensional lewat BRILink.

"Transaksinya enggak main-main, kecenderungannya digital memang naik, tapi lewat AgenBRILink setahun mencapai sekitar Rp1,3 kuadriliun. Itu fakta dan realita, padahal agen BRILink adalah hybrid bank dengan bisnis proses yang digital," ujar Sunarso dalam keterangan resmi, Jumat 3 Februari.

Sunarso menambahkan, hingga akhir Desember 2022 tercatat BRI memiliki AgenBRILink sebanyak 627 ribu yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Tahun ini kita menargetkan jumlah AgenBRILink bertambah 25.000 agen sehingga di akhir 2023 diproyeksikan menjadi tak kurang 650.000u agen,” imbuhnya.

Hybrid bank atau perpaduan pengembangan digitalisasi di perbankan sambil terus menyediakan layanan konvensional jadi strategi BRI. Mengingat, fokus BRI yang membidik sektor informal hingga usaha mikro melalui Holding Ultra Mikro.

Strategi ini dianggap Sunarso sebagai keberhasilan untuk meningkatkan akses masyarakat di daerah terhadap produk perbankan. Kedepannya, BRI dan BRI group bisa membuka peluang baru bagi produk lainnya selain dari tabungan.

"Dibuat fully digital nggak laku, mungkin laku di kota besar, tapi karena masih ada (di daerah) yang gak paham digital. Makanya kita layani secara konvensional, tapi kalau konvensional aja, sekian tahun ganti generasi, BRI akan ketinggalan," pungkas Sunarso.