Bagikan:

JAKARTA - Subholding Gas Pertamina terus menjalankan komitmennya untuk memperluas pemanfaatan gas bumi di seluruh sektor baik industri, komersial hingga transportasi.

Setelah berhasil menerapkan sistem Diesel Dual Fuel (DDF) pada truk pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) milik Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk ("PGN") bersama dengan anak usahanya PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) juga mulai menerapkan penggunaan Liquified Natural Gas (LNG) atau gas bumi dalam bentuk cair untuk truk pengangkut bahan bakar gas.

Uji coba truk LNG ini dilepas langsung oleh Direktur Operasi dan Komersial Gagas, Dian Kuncoro dari Kelapa Gading, Jakarta dengan didampingi oleh perwakilan dari PGN dan Pertamina pada Minggu ketiga Januari 2023.

Di tempat terpisah, Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah menjelaskan bahwa uji coba ini merupakah salah satu upaya Gagas dan Subholding Gas Group untuk memperluas pemanfaatan gas bumi khususnya untuk sektor transportasi. Komitmen penerapan DDF ini sejalan dengan rencana strategis Pertamina dalam perluasan pemanfaatan gas bumi di era transisi energi saat ini.

"Kami mendukung 100 persen upaya Pertamina dalam pemanfaatan energi ramah lingkungan dan bebas subsidi. Pemanfaatan gas bumi sektor transportasi ini akan membantu Pemerintah dalam menekan subsidi energi juga membantu pemerintah dalam menjalankan peta biru pencapaian target komitmen menuju Net Zero Emission. Seluruh proses uji coba penggunaan LNG pada truk telah berhasil dilakukan. Seluruh truk LNG telah tiba di Surabaya dengan aman, tanpa kendala dan menunjukkan performa seperti yang diharapkan. Hal ini tentunya akan menjadi salah satu milestones penting dari Subholding Gas Group, yaitu mengoperasikan truk berbahan bakar LNG pertama di Indonesia," jelas Hardiansyah, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 24 Januari.

Lebih lanjut, Hardiansyah juga menambahkan bahwa inisiatif ini juga merupakan bagian dari upaya dan dukungan Subholding Gas Group dalam rangka menurunkan tingkat emisi dan biaya logistik nasional untuk peningkatan daya saing produk dan jasa nasional yang diharapkan dapat berdampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Uji coba dilaksanakan pada Minggu 15 Januari dengan melakukan uji coba pada tiga unit truk yang membawa LNG Semitrailer 40 feet, Mobile Refueling Unit (MRU) LNG dan Gas Transport Module (GTM) CNG 20 feet yang melakukan perjalanan dari Jakarta - Surabaya - Jakarta. Uji coba ini dilakukan selama 5 (lima) hari menggunakan truk dengan kapasitas tabung bahan bakar LNG 1000 liter LNG.

Uji coba perjalanan Jakarta - Surabaya dilakukan melalui dua rute yaitu rute Jakarta Surabaya via Semarang melalui tol dan Jakarta Surabaya via Semarang melalui jalur non tol. Hal ini dilakukan untuk melihat ketahanan truk melalui dua medan jalan yang berbeda.

Ketiga truk diberangkatkan dari Jakarta dengan kondisi bahan bakar full tank sebanyak 900 liter LNG. Selanjutnya truk akan kembali melakukan pengisian LNG melalui MRU LNG yang juga ikut dalam uji coba di SPBG Mangkang, Semarang.

Untuk truk pertama dan kedua yang membawa LNG Semitrailer 40 Feet dan Mobile Refueling Unit (MRU) LNG yang berjalan melalui rute tol dengan jarak tempuh sekitar 431 km tercatat hanya menghabiskan masing-masing 268 liter LNG sedangkan untuk truk ketiga yang membawa GTM 20 Feet yang berjalan melalui rute non tol dengan jarak tempuh sekitar 454 km tercatat hanya menghabiskan 314 liter LNG dalam perjalanan Jakarta - Semarang.

Perjalanan rute selanjutnya Semarang - Surabaya dilakukan pada Senin (16/01). Ketiga truk memulai perjalanan ke Surabaya dengan kondisi bahan bakar LNG full tank atau berisi 900 liter LNG. Untuk perjalanan Semarang - Surabaya, kedua truk yang melalui rute tol dengan jarak tempuh sekitar 409 km tercatat menghabiskan masing-masing 274 liter LNG.

Sedangkan untuk truk ketiga yang melalui jalur non tol dengan jarak tempuh sekitar 356 km menghabiskan 265 liter LNG. Ketiga truk tiba di Surabaya pada Senin malam dan tidak menunjukkan kendala selama perjalanan uji coba berlangsung.