JAKARTA - Direktur Lelang DJKN Kemenkeu Joko Prihanto mengatakan bahwa dalam lelang aset Jiwasraya yang dilakukan pada November 2022 tidak memberikan hasil maksimal. Menurut dia, lelang tersebut hanya menghasilkan sebagian kecil pemasukan dari keseluruhan barang yang dilelang.
“Lelang Jiwasraya dibagi dua paket, jadi ada paket alat-alat berat dan kapal serta ada lagi paket saham,” ujarnya kepada wartawan melalui saluran digital, Jumat, 20 Januari.
Joko menjelaskan, untuk paket pertama telah laku seluruhnya dengan nilai Rp9 miliar, sedangkan saham masih sepi pembeli.
“Nilai limitnya mencapai Rp3,48 triliun,” tutur dia.
Joko menjelaskan pihaknya mengidentifikasikan beberapa kendala mengapa lelang aset Jiwasraya ini belum berhasil. Pertama adalah nilai yang terlalu tinggi.
“Karena ini uang yang dibutuhkan banyak sampai triliunan. Kalau transfer, mungkin bank cabang diambil triliunan gitu juga berat,” kata dia.
Kedua, ketidaksesuaian permintaan calon pembeli dengan ketetapan yang berlaku.
“Mereka meminta adanya tenggat waktu pelunasan yang lebih lama, seperti dua pekan bahkan satu bulan. Mungkin karena melibatkan dana yang tidak sedikit juga. Tapi di aturan harus lima hari kerja sehingga tidak bisa,” ungkapnya.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, lelang aset Jiwasraya ini baru dilakukan pertama kali. Joko pun memastikan pihaknya bakal kembali menggelar lelang hingga aset tersebut bisa laku dan menjadi sumber penerimaan bagi negara.
“Kita akan jadwalkan lagi untuk lelang berikutnya,” tegas dia.
Sebagai informasi, jajaran Kementerian Keuangan pada 2022 berhasil melakukan lelang sebesar Rp35 triliun. Angka ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan dengan Rp30 triliun.
Adapun, nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dipungut dari kegiatan lelang pada sepanjang tahun lalu menembus Rp850 miliar. Jumlah itu melesat dari realisasi 2021 yang sebesar Rp726 miliar.