Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengubah batas akhir masuknya impor beras yang dilakukan oleh Perum Bulog menjadi pertengahan Februari. Padahal sebelumnya, menegaskan izin impor akan dicabut pada akhir Januari.

“Beras Pak (Dirut) Bulog mengatakan 16 Februari paling terakhir. Ya sudah enggak apa-apa sampai 16 Februari,” katanya kepada wartawan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, 19 Januari.

Lebih lanjut, Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan pun meminta agar Perum Bulog menyelesaikan pengiriman beras impor tersebut.

Setelah itu, segera mendistribusikannya ke daerah-daerah di Indonesia.

“Habis itu kita minta Bulog stoknya itu dikirim ke daerah-daerah untuk operasi pasar,” ucapnya.

Setelah beras impor tersebut didistribusikan, kata Zulhas, selanjutnya Bulog bisa menyerap hasil panen petani dalam negeri. Mengingat pada bulan Maret sedang berlangsung panen raya.

“Karena kan Februari akhir, Maret panen raya. Jadi nanti Bulog saatnya membeli tentu dengan harga yang bagus kepada para petani,” tuturnya.

Sebelumnya, Zulhas menekankan bahwa pihaknya akan menutup keran impor beras selambat-lambatnya hingga akhir Januari 2023. Pasalnya, Indonesia sebentar lagi akan masuk ke musim panen raya pada Maret mendatang.

Menurut Zulhas, tidak ada alasan apa pun untuk masuknya beras impor setelah izin ditutup. Karena ketika sudah masuk musim panen raya, kata dia, maka harus menyerap beras di dalam negeri.

“Ya salahin sendiri dong. Kita beli petani lah, kan udah panen. Beli ke petani yang banyak baru setelah itu kita operasi pasar,” ujarnya di Cilegon, Banten, Minggu, 15 Januari.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso tak menampik keterlambatan impor beras yang ditugaskan kepada Bulog. Buwas sapaan akrabnya menjelaskan hal tersebut karena cuaca ektrem yang terjadi akhir tahun lalu.

Lebih lanjut, Buwas mengatakan jika pemerintah meminta kontrak impor dibatalkan, dirinya akan menyanggupi hal tersebut.

“Kita tidak bisa paksakan, saya kan sudah berusaha, yang punya kapal bukan saya. Laut bukan saya yang bisa nyetel, cuaca apalagi, masa kita mau lawan itu. Ya sudah kalau nanti dibatalkan yaudah nggak apa-apa,” ucapnya kepada wartawan ditulis Selasa, 17 Januari.

Buwas mengatakan, impor beras ini merupakan perintah negara. Karena itu, dirinya mengaku tak keberatan apabila pemerintah ingin membatalkan kontrak tersebut.

Namun, dia mengatakan, kontrak pembelian beras impor sebanyak 500.000 ton sebenarnya sudah dilakukan.

“Nanti kita bicarakan lagilah. (Kalau dibatalkan) ya enggak apa-apa kan tanggungjawab bukan saya. Ini lan semua perintah negara. Kalau diminta dibatalin, ya batalin gitu. Kita mah gak masalah, gak usah dibikin pusing,” ujarnya.

Meski begitu, Buwas memastikan aktivitas impor beras akan berakhir pada 14 sampai 15 Februari. Sehingga, pada bulan Maret sudah tak ada lagi impor beras yang masuk.

“Kami berusaha (impor masuk) terakhir pertengahan Februari. Jadi Maret sudah tidak ada lagi barang impor yang masuk ke Indonesia,” katanya.

Seperti diketahui, Bulog mendapatkan penugasan impor beras sebanyak 500.000 ton dari beberapa negera untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Pada tahap pertama, Bulog berencana mendatangkan 200.000 ton beras impor.

Namun, hingga saat ini baru sekitar 120.000 ton yang masuk ke Indonesia dan diperkirakan akan sampai seluruhnya di akhir Januari 2023.

Untuk tahap kedua sebanyak 300.000 ton akan masuk di awal Februari.

Rencananya, perdana masuk sebanyak 15.000 ton dari Vietnam awal Februari dan bertahap masuk hingga seluruhnya pada pertengahan Februari.