Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Direktorat Kekayaan Negara Kemenkeu Kantor Wilayah Aceh terus mengupayakan peningkatan ekspor kopi gayo guna memperbesar penerimaan negara dalam valuta asing.

Terbaru, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank telah membukukan hasil positif di awal 2023 dengan diresmikannya Desa Devisa Kopi Gayo di Kabupaten Bener Meriah, Aceh.

Direktur Pelaksana Bidang Keuangan dan Operasional LPEI Agus Windiarto mengatakan Desa Devisa memiliki fasilitas pendampingan komprehensif kepada komunitas petani untuk meningkatkan kapasitas komoditi unggulan.

“Kami berharap manfaat langsung bisa dirasakan oleh para petani sehingga bisa menghasilkan produk kopi bercita rasa tinggi dan juga memiliki kualitas berstandar baku internasional,” ujarnya dalam siaran pers hari ini, Rabu, 18 Januari.

Menurut Agus, pihaknya memfasilitasi sekitar 125 orang petani yang bernaung pada Koperasi Panca Gayo Coffee dengan memberi pelatihan dan pendampingan dari pakar di bidang perkopian.

“Sebagai special mission vehicle di bawah naungan Kemenkeu, kami siap mendukung ekspor pelaku usaha agar semakin berkontribusi terhadap perekonomian nasional,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu Rionald Silaban mengungkapkan kopi gayo ibarat emas hitam yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Kata dia, pengukuhan Desa Devisa sekaligus memperbesar kemampuan dalam mencapai kondisi sosial ekonomi budaya yang lebih baik, dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

“Kami mewakili pemerintah pusat menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas sinergi dan capaian yang sangat baik ini. Kami berharap, kerja sama yang terjalin bisa berkontribusi dalam peningkatan ekspor dan pendapatan devisa yang berkelanjutan,” tegas Rionald.

Sementara itu, Bupati Bener Meriah Haili Yoga menyatakan, pihaknya yakin dengan adanya program Desa Devisa bisa mengatasi berbagai tantangan di lapangan.

“Kita semua berharap aktivitas produksi, distribusi, dan transaksi komoditi secara berkesinambungan dapat mendorong potensi secara ekonomi, sosial, dan lingkungan di wilayah Aceh,” ucapnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari IEB Institute, gambaran ekspor kopi Indonesia menunjukan tren positif pada tahun lalu.

Tercatat sepanjang Januari hingga Agustus 2022, ekspor kopi membukukan angka 698,1 juta dolar AS, naik 45,5 persen secara year on year (yoy).

Adapun, provinsi Aceh sendiri merupakan salah satu sentra kopi terbesar dengan total produksi 2020 mencapai 73.420 ton atau sekitar 10 persen dari total produksi nasional. Di antara yang menjadi andalan adalah kopi gayo yang merupakan salah satu varietas terbaik dunia.