Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengusulkan agar subsidi selisih harga kedelai yang selama ini diberikan kepada perajin tahu tempe, dapat diberikan langsung melalui pengusaha importir.

Hal ini untuk mempermudah pemberian subsidi yang selama ini dinilai rumit.

“Kalau sama pengusaha saya percaya saya. Kalau Bulog lama,” ujarnya kepada wartawan ditulis Senin, 16 Januari.

Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan menjelaskan, selama ini untuk komoditas kedelai, Indonesia masih bergantung kepada impor.

Karena itu, Zulhas mengajukan usulan subsidi selisih harga kedelai tersebut ke dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Sekarang itu masih ke orang-orang, ke koperasi produsen tahu tempe (kopti). Saya sudah usul agar subsidinya langsung aja harga ke imporitir,” tuturnya.

Zulhas menilai subsidi selisih harga sebesar Rp1.000 per kilogram lebih baik diberikan kepada importir, sehingga bisa langsung menjadi subsidi harga.

Contohnya, kata Zulhas, jika harga kedelai sebesar Rp12.000 per kilogram (kg), pemerintah memberikan subsidi ke importir Rp1.000 per kg. Sehingga importir menjual ke koperasi hingga perajin tahu tempe dengan harga Rp11.000 per kg.

“Nah itu kan runut. Kalau sekarang melalui kopti ngajukan satu-satu harus ada izinnya. Ruwet lah pokoknya. Mau bikin tahu tempe kok dibikin ruwet hidupnya,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menegaskan subsidi untuk importir itu baru sebatas usulan yang diajukan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Arief berujar, mekanisme subsidi masih dibahas dan harus dibuat aturannya secara tertulis.

“Tapi percayalah bahwa pemerintah itu mempersiapkan subsidi kalau harganya tinggi kepada pengrajin tahu-tempe,” kata Arief.