Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa realisasi belanja negara dalam APBN 2022 mencapai Rp3.090,8 triliun atau setara dengan 99,5 persen dari alokasi yang disediakan sebesar Rp3.106,4 triliun.

“Belanja negara dioptimalkan 99,5 persen pagu untuk mencapai sasaran pembangunan sekaligus berfungsi sebagai shock absorber bagi masyarakat,” ujarnya saat memberi pemaparan kepada wartawan pada Selasa, 3 Januari.

Menurut Menkeu, spending itu disebar dalam dua kelompok utama, yakni belanja pemerintah pusat Rp2.274,5 triliun dan transfer ke daerah (TKD) senilai Rp816,2 triliun.

Untuk belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja kementerian/lembaga Rp1.079,3 triliun, serta belanja nonkementerian/lembaga Rp1.195,2 triliun (Rp551,2 triliun diantaranya merupakan belanja subsidi/kompensasi kepada Pertamina dan PLN).

“Belanja kementerian/lembaga dimanfaatkan antara lain untuk menjalankan program prioritas dan penguatan perlindungan kepada masyarakat. Sementara belanja nonkementerian dan lembaga, utamanya ditujukan untuk subsidi energi dan kompensasi dalam menahan laju inflasi serta melindungi daya beli masyarakat,” tutur dia.

Adapun, transfer ke daerah terealisasi sebesar Rp816,2 triliun atau lebih tinggi 101,4 persen dari pagu Rp804,8 triliun.

“Transfer ke daerah untuk mendukung pemulihan ekonomi dan pelayanan publik di daerah,” tegasnya.

Sebagai informasi, APBN 2022 juga mencatatkan sisi pendapatan negara sebesar Rp2.626,4 triliun. Atas torehan tersebut maka defisit anggaran berada di angka Rp464,3 triliun atau setara 2,38 persen dari produk domestik bruto (PDB).