Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengawali 2023 dengan tajak (memulai pengeboran) sumur perdanan di Duri Field area 5G-0804B yang terletak di Duri, Kabupaten Bengkalis. Sumur tersebut masuk ke wilayah kerja (WK) Rokan.

Adapun Sumur Duri merupakan salah satu sumur pertama yang ditajak menggunakan Rig ACS-19 dengan target estimasi waktu penyelesaian 15 sampai 20 hari. Kecepatan dan kecermatan kerja ini merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki PHR dalam mengoperasikan wilayah kerja terbesar di Indonesia.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti dan Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin di lokasi pemboran yang terletak di Sumur Duri Field Rig ACS-19 area 5G-0804B, Duri, Kabupaten Bengkalis, tepat pada pergantian tahun, pukul 00.00 WIB, pada Minggu, 1 Januari.

Sejak alih kelola WK Rokan 9 Agustus 2021, PHR tercatat telah melakukan penambahan sumur sebanyak lebih dari 400 sumur. Kinerja pengeboran dan perawatan sumur yang masif, mendapatkan penghargaan dari museum rekor Indonesia (MURI) sebagai wilayah kerja (WK) dengan pengeboran sumur pengembangan dan perawatan sumur terbanyak dalam periode satu tahun.

Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti mengatakan, WK Rokan merupakan salah satu tulang punggung energi nasional yang telah berkontribusi bagi negeri sejak berproduksi pertama kalinya di tahun 1951 hingga saat ini.

Hingga tutup tahun 2022, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) ini berhasil membukukan lifting mencapai grand total 57,3 juta barel, menjadikan PHR salah satu produsen minyak bumi terbesar di Indonesia.

Lebih lanjut, Shinta menyampaikan, potensi WK Rokan masih sangat menjanjikan, sehingga blok ini akan terus menjadi tulang pungung produksi migas nasional hingga beberapa puluh tahun ke depan.

“Upaya yang dilakukan PHR sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari (bopd) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (Bscfd), ini merupakan cita-cita besar yang ingin diwujudkan oleh sektor hulu migas Indonesia di 2030,” kata Shinta dalam keterangan resmi, Minggu, 1 Januari.

Sementara itu, Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin menyampaikan, pihaknya optimistis kinerja 2023 akan lebih unggul untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional.

“Dengan semangat kerja untuk pencapaian masif, PHR berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara melalui operasi migas. Kami bertekad untuk dapat meningkatkan produksi dengan pengeboran lebih dari 500 sumur di tahun 2023,” kata Jaffre.

Karena itu, lanjut Jaffre, dukungan dan kerja sama di berbagai bidang harus tetap terjaga untuk selalu menghadirkan energi terbaik untuk negeri.

Di lokasi, Dirut PHR terlihat menyapa langsung para pekerja migas yang bertungkus lumus melakukan pengeboran sumur minyak.

Pada acara ini juga digelar makan bersama dengan 5000 pegawai dan mitra kerja yang bertugas di malam tahun baru, dengan hidangan ikan Patin hasil olahan mitra binaan TJSL PHR.

Ia juga menyampaikan rasa syukur, apresiasi dan terima kasihnya terhadap dukungan dari SKK Migas, Kementerian ESDM, Pemprov Riau, Pemerintah kabupaten/kota dan para pemangku kepentingan lain yang telah mendukung kelancaran operasi migas di WK Rokan.