Bagikan:

YOGYAKARTA – Profil Prof. Subroto meninggal dunia pada Selasa, 20 Desember 2022 sekitar pukul 16.25 WIB. Ia meninggal di usia 99 tahun di Jakarta setelah menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Nama dan profil Subroto tak bisa dilupakan begitu saja. Ia tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting dalam pemerintahan di Indonesia. Tak hanya diakui di Indonesia, kredibilitas Subroto juga diakui dunia.

Profil Subroto

Prof Subroto adalah pria yang lahir di Kampung Sewu, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah pada 19 September 1923. Subroto merupakan anak ketujuh dari pasangan Martosuwignyo dan ibu Sindurejo.

Subroto berhasil diterima di di Militer Academie (MA) di Yogya pada 1 November 1945 dan berhasil lulus pada tahun 1948 dengan menyandang lulusan terbaik II.

Setelah lulus dari akademi militer, Subroto melanjutkan pendidikannya di bidang lain. Ia bahkan mendapat gelar Master of Arts dari McGill University, Canada pada tahun 1956.

Selain itu Subroto mendapat gelar Doktor dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1958, lalu meraih gelar Profesor dari Fakultas Ekonomi UI tahun 1965. Keahliannya di bidang ekonomi membuatnya diangkat sebagai penasihat di era pemerintahan Soeharto.

Di era Orde Baru, Subroto cukup berjasa dalam mengembangkan perekonomian Indonesia di era awal Orde Baru. Kala itu ia menjadi satu tim bersama tokoh lain yakni Prof. Dr. Widjojo Nitisastro, Prof. Dr. Emil Salim, Prof. Dr. Moh. Sadli, dan Prof. Dr. Ali Wardhana,

Kecerdasan Subroto di bidang ekonomi juga membuatnya dipercaya duduk di beberapa kursi menteri yakni sebagai berikut.

  • Menteri Transmigrasi Indonesia (1971 - 1973)
  • Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi (1973 - 1978)
  • Menteri Pertambangan dan Energi di Kabinet Pembangunan III (1978 – 1983)
  • Menteri Pertambangan dan Energi di Kabinet Pembangunan IV (1983 – 1988)

Karier Prof. Subroto sebagai akademisi adalah menjadi Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI).

Tidak hanya diakui di Tanah Air, Subroto juga pernah ditunjuk menjadi Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) periode 1984 – 1985. Saat menjadi Sekjen OPEC, Subroto mendapat julukan The Wise Minister Subroto from Indonesia karena kearifan dan visi yang ia miliki dalam mengelola minyak di negara OPEC.

Salah satu upaya yang membuat namanya semakin harum adalah keahliannya dalam diplomasi serta kemampuannya dalam meredam silang pendapat antarnegara OPEC.

Subroto juga sempat menjadi Ketua Dewan Penasehat Yayasan Bina Anak Indonesia (YBAI) yang mendirikan dan mengelola sekolah plus untuk anak-anak desa.

Dikutip dari migas.esdm.go.id, sumbangsih Prof. Dr. Subroto di sektor pertambangan dan energi, Pemerintah mengusung namanya menjadi nama penghargaan tertinggi di sektor ESDM yakni “Penghargaan Subroto”. Penghargaan tersebut diberikan mulai 2017 dan diberikan kepada tokoh yang memiliki kinerja terbaik dalam memajukan sektor ESDM di Tanah Air.

Prof. Subroto Tutup Usia

Seperti diketahui, Prof. Subroto meninggal dunia di usia 99 tahun. Dari informasi yang didapat VOI, jenazahnya akan disemayamkan di Gedung Chairul Saleh kantor Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

Sedangkan pemakaman akan dilakukan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pada pukul 15.30 WIB.

Itulah informasi terkait profil Subroto. Untuk mendapatkan informasi menarik lain kunjungi VOI.ID.