Bagikan:

JAKARTA - Dalam rangka menyosialisasikan program Kementerian Perhubungan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan massal, serta mengurangi emisi, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat meresmikan koridor 3 (tiga) Buy The Service (BTS) Trans Semanggi Suroboyo bus listrik, pada Selasa, 20 Desember.

"Telah kami ketahui Program Pengembangan Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan di wilayah perkotaan dengan Skema Buy The Service (BTS) yang dikenal sebagai "TEMAN BUS", telah dilaksanakan sejak 2020 di 10 kota besar Indonesia, dan ini menjadi yang pertama di 10 kota besar tersebut," kata Direktur Angkutan Jalan, Suharto, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu 21 Desember.

"Saat ini, ada 17 bus listrik. Nantinya, akan ditambahkan secara bertahap. Saat ini, karoseri sudah memproduksi 53 unit bus dengan prioritas di dua kota besar, yaitu Surabaya dan Bandung," tambahnya.

Lebih lanjut, kata Suharto, Surabaya menjadi kota pertama untuk pengembangan angkutan listrik massal karena memiliki komitmen yang kuat dan mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak.

"Surabaya memiliki komitmen yang kuat, dengan adanya dukungan dari Pak Walikota, DPRD, serta masyarakat setempat yang aware terhadap bagaimana saat ini berusaha mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, supaya tidak menimbulkan kemacetan parah," jelas dia.

Staf Utama Menteri Perhubungan Bidang Transportasi Darat dan Konektivitas, Budi Setiyadi yang turut hadir dalam peresmian tersebut mengungkapkan, Program Teman Bus didukung oleh teknologi telematika melalui penggunaan fleet management system, website, executive dashboard, serta aplikasi Teman Bus yang dapat memberikan kemudahan bagi regulator, operator, dan pengguna, seperti mendapatkan informasi secara real time mengenai rute, jadwal, serta posisi bus.

"Selain itu, juga dapat menggunakan sistem pembayaran digital berbasis chip (kartu pembayaran elektronik, e-money Mandiri, Brizzi BRI, Tap Cash BNI, dan Flazz BCA) dan berbasis server (QRIS)," ucapnya.

Lebih lanjut, kata Budi, pemerintah kini tengah melakukan pembenahan dalam transportasi perkotaan di Indonesia sesuai amanah RPJMN 2020-2024, yang mana telah ditunjuk enam metropolitan sebagai percontohan implementasi Bus Rapid Transit (BRT), salah satunya Metropolitan Surabaya atau Gerbang Kertosusila.

"Seperti diketahui, saat ini kajian pre-FS sudah mulai dilakukan melalui dukungan Green Infrastructure Initiative, yang merupakan kerjasama Bilateral antara Indonesia dan Jerman. Kemudian, akan dilanjutkan dengan kajian FS melalui dukungan GIZ SUTRI NAMA & INDOBUS. Nantinya, apabila semua kajian ini telah selesai dilaksanakan, kajian DED dan juga konstruksi akan diteruskan melalui dukungan Bank KfW Jerman," imbuhnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan, Surabaya berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon di daerahnya. Selain bus listrik, Surabaya juga berencana menggunakan feeder listrik.

"Kami siapkan feeder, dan feeder itu akan terpenuhi semua pada 2024. Sebagian kami gunakan listrik, itu komitmen kami," katanya.

Pada 2023, kata Eri, seluruh pegawai di Pemkot Surabaya harus menggunakan kendaraan umum, minimal seminggu dua kali.

"Seminggu dua hari itu, pegawai negeri dari rumahnya harus menggunakan angkutan umum dengan bus Surabaya atau listrik," tuturnya.